Bupati mengikuti ritual “Umbul Donga Tri Tirta Suci Sendhang Kasih (Kliwon)”, yaitu menyatukan air dari tiga mata air di Pasar Kliwon: Pasar Kidul, Pasar Lor, dan Pasar Baru. Prosesi ini mengusung sesanti “Ati Ayem Rejeki Banyu Mili” sebagai simbol keberlanjutan pasar tradisional di tengah kemajuan zaman. Foto Pemkab Temanggung.

Wilujengan Pasar Kliwon Bangkitkan Harapan Pasar Tradisional

Wilujengan Pasar Kliwon Bangkitkan Harapan Hidupkan Kembali Pasar Tradisional di Temanggung

Untuk mendukung keberlanjutan pasar tradisional, Bupati menggagas gerakan “Njo Nang Pasar”, yang mewajibkan Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkab Temanggung untuk berbelanja secara rutin di pasar-pasar tradisional.

Pameo Jawa “Yen pasar wes ilang kumandange” (jika pasar sudah mulai sepi) kini terasa nyata. Pasar tradisional di Temanggung, termasuk Pasar Kliwon Rejo Amertani, mengalami penurunan jumlah pengunjung dan transaksi secara signifikan. Kondisi ini diperparah oleh menjamurnya pasar modern, kehadiran PKL di luar area pasar, serta pergeseran gaya belanja masyarakat ke platform digital dan e-commerce.

Kondisi ini mencuat dalam ritual budaya Wilujengan Pasar Kliwon, yang menjadi ajang curahan hati para pedagang terkait menurunnya omzet mereka dari tahun ke tahun, terutama bagi mereka yang berjualan di dalam pasar.

Namun, di balik keluhan tersebut, Wilujengan Pasar Kliwon justru menghadirkan semangat baru, terutama dengan dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Temanggung dalam upaya revitalisasi pasar tradisional.

Semangat Budaya dan Simbol Doa Bersama

Kegiatan dimulai dengan kirab budaya yang diikuti langsung oleh Bupati Temanggung Agus Setyawan, beserta istri, Panca Dewi Agus Setyawan. Mengenakan beskap merah dan menaiki dokar, keduanya memimpin rombongan pedagang dan warga membawa dua gunungan hasil bumi mengelilingi Kota Temanggung.

Uniknya, setelah berjalan beberapa meter, Bupati dan istri turun dari dokar dan memilih berjalan kaki, menyatu bersama masyarakat. Usai kirab, mereka mengikuti ritual Umbul Donga Tri Tirta Suci Sendhang Kasih (Kliwon), yaitu prosesi penyatuan air dari tiga mata air pasar (Pasar Kidul, Pasar Lor, dan Pasar Baru) sebagai simbol persatuan dan keberlanjutan pasar tradisional. Tema yang diangkat tahun ini adalah “Ati Ayem Rejeki Banyu Mili”, mengandung harapan agar rejeki pedagang mengalir lancar dan penuh ketenangan.

“Saya melihat masih ada semangat dan harapan besar dari para pedagang Pasar Kliwon. Dalam kondisi ekonomi yang sulit, mereka tetap tersenyum dan bersyukur. Ini luar biasa,” ujar Bupati Agus, Kamis (24/7).

Dorong ASN Belanja di Pasar Tradisional Lewat Gerakan "Njo Nang Pasar"

Untuk mendukung keberlanjutan pasar tradisional, Bupati menggagas gerakan “Njo Nang Pasar”, yang mewajibkan Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkab Temanggung untuk berbelanja secara rutin di pasar-pasar tradisional.

“Minimal dua minggu sekali ASN belanja ke pasar, seperti Pasar Kliwon Temanggung, Pasar Legi Parakan, atau Pasar Wage Adiwinangun Ngadirejo. Ini bentuk nyata dukungan terhadap perekonomian rakyat kecil,” jelas Bupati yang akrab disapa Agus Gondrong.

Ia juga menegaskan bahwa pemerintah sedang melakukan pendekatan persuasif terhadap PKL yang berjualan di luar pasar agar menaati aturan Perda dan tidak mengganggu pasar resmi.

Suara Pedagang: Harapan dan Tantangan

Iin (55), pedagang pakaian di Pasar Kliwon Baru, mengaku omzetnya menurun drastis dibanding 20 tahun lalu. “Dulu bisa cukup untuk keluarga, sekarang jualan tidak pasti. Tapi kami tetap bertahan,” katanya.

Sarmu, pedagang lain, menyebutkan bahwa 15 tahun lalu ia bisa mendapatkan penghasilan harian Rp500 ribu. Kini, mendapat Rp150 ribu saja sudah disyukuri. “Zaman sudah berubah, toko modern dan belanja online makin mendominasi,” ucapnya.

Meski begitu, ada juga kisah sukses seperti Istikharoh (58), penjual pakaian bekas yang mampu menyekolahkan tiga anaknya hingga sarjana dan pascasarjana. “Dulu mulai jualan dengan modal Rp14 ribu. Sekarang anak saya sudah jadi guru di sekolah internasional,” ujarnya haru.

Sementara itu, Yuni (32), pedagang milenial, memilih adaptif dengan teknologi. Ia mengandalkan TikTok dan Shopee untuk tetap menjual saat pasar sepi. “Tapi pedagang sepuh pasti kesulitan kalau tidak paham gadget. Kami harap pemerintah membantu pasar tradisional beradaptasi,” tuturnya.

UPT Pasar: Tata Pasar, Dorong Ekonomi Kreatif

Kepala UPT Pasar Kliwon Rejo Amertani Aditya Hendi Kurniawan menyampaikan, Wilujengan Pasar Kliwon menjadi simbol semangat baru dalam menghidupkan kembali pasar sebagai pusat ekonomi rakyat.

“Pasar Kliwon ke depan akan terus ditata dan dipercantik. Dengan dukungan ekonomi kreatif, kami yakin kunjungan masyarakat akan meningkat, dan pendapatan pedagang pun bertambah,” pungkasnya.

Sumber: Pemkab Temanggung

Komentar