Proyek Tol Solo-Jogja Ancam Produksi Beras Sleman

Proyek Tol Solo-Jogja Ancam Produksi Beras Sleman Dua ekor kerbau merumput di sebuah lahan yang terpasang pengumuman dijual di Desa Salaman, Magelang, Jateng, Selasa (26/3). (Foto: Antara Foto/Anis Efizudin)

SLEMAN - Seluas 60 hektare lahan produktif di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dipredik​​si hilang. Lantaran terdampak pembangunan jalan tol Surakarta-Yogyakarta.

Kecamatan Depok dan Kalasan. Wilayah terluas yang terimbas. Beberapa di antaranya, berupa lahan produktif.

"Tidak semua berupa lahan sawah. Ada juga pekarangan," ujar Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Pertanian (DP3) Sleman, Heru Saptono.

Baca juga:
405 Hektare Sawah Terdampak Tol Solo-Jogja
Tol Solo-Jogja 'Libas' 119 Hektare Sawah di Boyolali
Klaten Tolak Lokasi Ruas Tol Solo-Jogja

DP3 Sleman mencatat, sekitar 89 hektare sawah beralih fungsi pada 2018. Sementara, pemerintah kabupaten (pemkab) membatasi peralihan itu maksimal 100 hektare per tahun.

Produksi beras bakal menyusut sekitar 900 ton per tahun. Jika 60 hektare terdampak tol Solo-Jogja itu, berupa areal pertanian.

Sementara, Sleman memproduksi 249.878,86 ton beras pada 2018. Diperolah dari 18.137 hektare sawah. Tersebar di 17 kecamatan.

Heru pun berharap, lahan produktif terkena proyek tol bisa ditekan. Apalagi, sawah di Sleman cukup sempit.

"Kalau banyak lahan yang kena dampak, kami khawatir akan mengganggu fungsi sebagai lumbung pangan," kata dia, menukil Suara Merdeka.