Proses pengeboran sumur dari BBWSO untuk membantu irigasi lahan pertanian di Desa Bligo Kecamatan Ngluwar. Foto Pemkab Magelang.

Dua Sumur Bor Jadi Harapan Petani Desa Bligo Magelang

Dua Sumur Bor Jadi Harapan Petani Desa Bligo Magelang di Musim Kemarau

Dengan adanya dua sumur bor dalam ini, petani Desa Bligo berharap dapat meningkatkan hasil panen.

Petani di Desa Bligo, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang, kini memiliki harapan baru untuk mengatasi kekeringan di musim kemarau. Dua sumur bor dalam untuk irigasi pertanian resmi dibangun dengan bantuan dari Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO) sebagai upaya mendukung program ketahanan pangan nasional.

Kepala Desa Bligo Sugiyanto menjelaskan, mayoritas warganya menggantungkan hidup dari sektor pertanian. Selama ini, mereka kerap kesulitan air di musim kemarau sehingga berisiko gagal panen.

“Kalau musim kemarau, sawah tadah hujan di Bligo sering kekurangan air dan kemungkinan gagal panen sangat besar. Dengan adanya dua sumur bor ini, kami berharap petani bisa tetap menanam padi maupun palawija,” ujarnya, Jumat (15/8).

Dua titik sumur bor ditempatkan di sisi timur dan barat Desa Bligo. Sumur di timur ditargetkan mengairi sekitar 30 hektare sawah, sedangkan sumur di barat akan menopang pengairan 30 hektar sawah lainnya.

Sugiyanto optimistis, keberadaan sumur irigasi tersebut akan mengubah pola tanam petani. Jika sebelumnya hanya bisa menanam padi di musim penghujan, kini di musim kemarau pun petani dapat menanam padi maupun tanaman palawija seperti jagung.

“Dengan sumur ini, insya Allah tiga musim bisa produktif. Musim pertama dan kedua tetap padi, lalu musim kemarau bisa padi atau jagung. Jadi petani tidak lagi bergantung pada tadah hujan,” jelasnya.

Pengeboran sumur dilakukan oleh tenaga kerja dari Bandung dan sudah berlangsung sekitar dua bulan. Saat ini, kedalaman pengeboran telah mencapai lebih dari 100 meter.

Namun, proses tersebut sempat terhambat karena kondisi tanah di Bligo didominasi material erupsi Merapi berupa batu besar dan lapisan tanah keras (wadas).

“Kendala utama saat pengeboran adalah alat sering terkena batu. Tetapi sekarang sudah tembus 100 meter, tinggal pelebaran lubang,” terang Tatang, salah satu pekerja.

Menurut Tatang, sumber air sudah keluar dari pengeboran. Hanya saja, volume debit air masih menunggu pengukuran lebih lanjut.

Dengan adanya dua sumur bor dalam ini, petani Desa Bligo berharap dapat meningkatkan hasil panen sekaligus memperkuat ketahanan pangan di wilayah Magelang, khususnya saat menghadapi musim kemarau.

Sumber Pemkab Magelang

Komentar