panen udang vaname
Panen Udang Vaname di KIW, Sekda Sumarno: Contoh Nyata Keberhasilan Budi Daya
Balai Budidaya Ikan Air Payau (BIAP) Tugu, yang bernaung di bawah Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah, melaksanakan panen udang vaname di lokasi tambak yang terletak di Jalan Karanganyar, Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW), Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Tugu, pada Selasa (3/6).
Sekretaris Daerah Jawa Tengah Sumarno, bersama dengan Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sujarwanto Dwiatmoko, Asisten Administrasi Dhoni Widianto, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Endi Faiz Effendi, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Agung Hariyadi, serta sejumlah pihak terkait lainnya, turut hadir dalam aktivitas panen tersebut.
Sumarno menyatakan, event ini memiliki dua tujuan utama, yaitu memanfaatkan aset yang ada dan memberikan contoh kepada masyarakat mengenai budidaya udang vaname yang saat ini tengah marak, sebagaimana yang telah dilakukan di Kebumen dan daerah lainnya.
Ia menjelaskan, meskipun tambak terletak di kawasan industri, kualitas udang vaname yang dihasilkan tetap terjaga, dengan perbandingan 55 udang per kilogramnya. Selama proses pembudidayaan yang berlangsung selama tiga bulan, setiap kilogram udang membutuhkan pakan sebanyak 1,4 kilogram.
"Produksi udang ini memiliki siklus yang cepat, hanya memakan waktu sekitar tiga bulan," ungkap Sumarno.
Ia berharap, panen ini bisa memotivasi masyarakat untuk memulai budidaya udang, dan Dinas Kelautan dan Perikanan siap memberikan bimbingan kepada para nelayan agar mereka dapat mengembangkan usaha budidaya udang. Selain itu, BIAP juga berperan dalam membantu nelayan dan petambak dalam menjalankan kegiatan usaha mereka.
Sumarno menekankan, hasil panen bukanlah tujuan utama, melainkan salah satu aset yang dapat menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Namun, yang lebih penting adalah bagaimana kegiatan ini berfungsi sebagai teladan dan dorongan bagi masyarakat untuk berwirausaha.
Ia juga mengingatkan agar lembaga lainnya yang dimiliki pemerintah provinsi, seperti Balai Peternakan, Balai Perkebunan, dan Balai Pertanian, juga berperan aktif dalam mendukung masyarakat dalam usaha mereka.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah Endi Faiz Effendi menjelaskan, Balai Budidaya Ikan Air Payau, sebagai unit pelaksana teknis (UPT) di dinasnya, memiliki dua lokasi tambak, yaitu di KIW Semarang dan Maribaya Tegal.
Endi menambahkan, dalam panen kali ini, udang vaname yang dihasilkan diperkirakan mencapai 2-3 ton dengan ukuran 55 ekor per kilogram. Dengan estimasi harga jual sekitar Rp65 ribu per kilogram, budidaya ini berlangsung selama hampir tiga bulan.
Ia juga menyebutkan, dalam setahun, bisa dilakukan hingga tiga kali panen. Di KIW terdapat 5-6 petak tambak, masing-masing mampu memproduksi 1-1,5 ton udang setiap musim penebaran. Sementara di Maribaya Tegal, pemerintah provinsi memiliki 5-6 kolam dengan hasil yang serupa.
"Di Maribaya, kepadatan tebar udang mencapai 100 ribu ekor, dengan tingkat kelangsungan hidup sekitar 80% dan kepadatan tebar 60-70 ekor per meter persegi pada luas kolam sekitar 2000 meter persegi, sehingga satu kolam bisa menghasilkan sekitar 1,5 ton udang," jelas Endi.
Ia mengungkapkan, budidaya udang, lele, dan beberapa jenis ikan lainnya dapat memberikan kontribusi terhadap PAD sekitar Rp2,5 miliar per tahun untuk BIAP.
"Selain dari segi produksi, kegiatan ini juga menjadi contoh bagi para pembudidaya yang ingin mengembangkan usaha dengan cara yang efektif. Kami menunjukkan bahwa meskipun berada di area industri dengan banyak limbah, udang vaname tetap dapat dibudidayakan dengan sukses," tutup Endi.
Sumber: jatengprov.go.id
Komentar