Momen Jateng Bersholawat
Para Bupati Menyatakan Kepemimpinan Gubernur Tidak Ada Superhero
Sejumlah kepala daerah, termasuk bupati dan wali kota, menghadiri acara Jateng Bersholawat untuk peringati Hari Lahir Pancasila sekaligus merayakan 100 hari kerja Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin, yang berlangsung di halaman kantor gubernur di Semarang pada Minggu (1/6) malam.
Mereka memberikan pujian kepada Gubernur Ahmad Luthfi atas kinerjanya, yang telah memastikan pemerintahan berjalan dengan baik. Salah satu hal yang disoroti adalah pendekatannya yang menekankan pada kerja sama tim ketimbang individu.
Bupati Cilacap Syamsul Auliya Rachman menyatakan, tantangan yang dihadapi di wilayahnya cukup berat. Oleh karena itu, kepemimpinan gubernur yang mengangkat semangat kebersamaan dianggap vital untuk perkembangan daerah.
“Gubernur selalu menekankan bahwa kita bisa jika bersama. Ada juga pepatah, tidak ada Superman, tetapi ada super team,” ujar Syamsul di atas panggung Jateng Bersholawat.
Dengan semangat tersebut, dia dapat menjalankan program unggulan seperti desa wisata, wisata religi, dan investasi.
“Menurut orang Cilacap, ora bakal kangelan (kata orang Cilacap, tidak akan merasa sulit),” tuturnya dengan logat lokal.
Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono juga memberikan apresiasi bagi cara gubernur memimpin, termasuk semangat kolaborasi yang terus dipromosikan. Selain itu, gaya komunikasinya pun sangat terbuka.
“Gubernur memiliki sifat yang sangat ramah dan baik. Dengan sikap yang serius namun santai, gubernur sangat memperhatikan isu-isu yang ada di Kota Tegal. Gubernur selalu memberikan kesempatan untuk berdiskusi,” kata Dedy.
Ia juga mengungkapkan, berbagai kegiatan dilakukan oleh gubernur untuk para pemimpin daerah di Jateng, seperti acara Coffee Morning, yaitu ngopi pagi sebelum apel bersama yang baru saja dilaksanakan.
“Kami bisa menyampaikan semua keluhan terkait Kota Tegal, karena setiap daerah memiliki tantangan masing-masing. Gubernur lebih responsif dalam membantu masyarakat. Contohnya, permasalahan rob, segera ditangani,” tambahnya.
Bupati Pati Sudewo menginformasikan, pihaknya menerapkan program kolaboratif bersama gubernur. Salah satunya adalah penguatan karakter untuk generasi muda.
“Kami menjalankan program ini dari tingkat PAUD hingga SMA. Kami melakukan kegiatan bersih-bersih sekolah dan mengajarkan gaya hidup sehat. Itu semua mendapat dukungan dari gubernur. Kolaborasi ini berjalan dengan baik. Kebetulan, gubernur memiliki gaya kepemimpinan yang fleksibel. Dia selalu siap di mana pun dan kapan saja, dengan metode informal,” katanya.
Gubernur Ahmad Luthfi menjelaskan, pihaknya berusaha untuk mendengarkan permasalahan yang dihadapi masyarakat dan menyelesaikannya. Ini tercermin dalam tagline Ngopeni, Ngelakoni Jateng.
“Ngopeni, Ngelakoni Jateng. Dalam menangani isu yang ada, bagaimana kita dapat mendengar masyarakat dalam posisi memimpin. Kantor gubernur ini adalah rumah bagi rakyat,” Luthfi menyatakan.
Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen menambahkan, sesuai instruksi gubernur, Jateng menginisiasi salah satu program kolaboratif yang disebut Pesantren Obah, di mana pemerintah provinsi bekerja sama dengan pondok pesantren.
“Misalnya, jika ada permasalahan remaja, seperti anak yang berperilaku buruk atau kasus kekerasan dalam keluarga. Penanganan ini dilakukan secara langsung dengan melibatkan TNI-Polri dan psikiater, serta kita memfasilitasi beasiswa untuk ke Jerman, Australia, dan Mesir. Kita juga bekerja sama dengan 40 perguruan tinggi, dengan syarat setelah lulus harus mengabdi di pondok pesantren masing-masing,” jelasnya.
Sumber Pemprov Jawa Tengah
Komentar