Gratiskan Siswa Miskin, Sekolah Swasta Antusias Sambut Kemit
Gratiskan Siswa Miskin, Sekolah Swasta Antusias Sambut Kemitraan Pemprov
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, bersama Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen, menunjukkan perhatian yang tinggi terhadap sektor pendidikan. Salah satu langkahnya adalah melalui program Sekolah Kemitraan yang menghubungkan Pemerintah Provinsi Jateng dengan sekolah swasta.
Kemitraan tersebut mencakup 139 sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan swasta di provinsi ini. Sekolah-sekolah ini ditunjuk gubernur untuk memberikan pendidikan gratis kepada siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu, dengan dana yang dialokasikan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jateng.
Sejumlah institusi swasta menyambut inisiatif ini dengan antusias karena dinilai memberikan manfaat bagi masyarakat. Salah satunya, Kepala SMA Mardisiswa Banyumanik di Semarang, Marwulandari Sayekti, menyatakan hal tersebut di kantornya pada Senin (26/5).
"Saya sangat bangga dan senang, karena kita terpilih sebagai salah satu sekolah kemitraan yang ditunjuk oleh Pemprov Jateng," ungkap Wulan, sapaan akrabnya.
Dia percaya, program ini dapat meringankan beban keluarga kurang mampu. Anak-anak dapat menerima pendidikan gratis, karena Pemprov Jateng akan menyuplai dana sebesar Rp2 juta per siswa. Nama-nama yang dipilih juga didasarkan pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang tersedia.
"Oleh karena itu, kami menerima bantuan sebesar Rp2 juta per anak per tahun bagi siswa yang terdaftar dalam program kemitraan. Murid-murid tersebut diambil dari jalur afirmasi yang tidak diterima di sekolah negeri," tambahnya.
Dia berharap, dengan adanya program ini, SMA Mardisiswa dapat menarik lebih banyak siswa baru sehingga suasana sekolah menjadi lebih hidup. Dengan demikian, orang tua dari kalangan umum juga akan semakin tertarik untuk mendaftarkan anak-anak mereka ke SMA Mardisiswa.
Dalam persiapan menyambut program kemitraan yang akan dimulai pada Tahun Ajaran 2025/2026, Wulan menyampaikan tidak memerlukan fasilitas atau tenaga tambahan khusus, karena semua kebutuhan itu sudah tersedia.
"Diharapkan dengan program ini, sekolah kita bisa lebih dikenal oleh masyarakat, jumlah muridnya bertambah, tidak hanya dari jalur kemitraan tetapi juga dari jalur reguler yayasan," tambahnya.
Dia juga mencatat, SMA Mardisiswa memiliki program peminatan, yang memungkinkan siswa memilih sesuai dengan minat mereka. Misalnya, di kelas XIA ada mata pelajaran matematika lanjutan, fisika, biologi, geografi, dan ekonomi. Terdapat 18 guru. ditambah tujuh tenaga pendidikan, menjadikan total staf sebanyak 25 orang.
Sementara itu, Kepala SMA Laboratorium Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) Nor Khoiriyah menyatakan, program kemitraan Pemprov Jateng membuka kesempatan bagi siswa baru, khususnya dari jalur afirmasi. SMA Laboratorium UPGRIS didirikan tidak hanya untuk memberikan pendidikan kepada siswa dari kalangan menengah ke atas, tetapi juga memberikan akses pendidikan bagi siswa yang kurang mampu melalui program kemitraan.
"Dengan program kemitraan ini, kami berperan sebagai mitra pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan, dan ini memberikan dampak positif. Artinya, sekolah ini berkontribusi dalam melayani masyarakat dengan latar belakang ekonomi yang kurang baik," ungkap Ria, panggilan akrabnya.
Namun, mereka menegaskan bahwa layanan kepada siswa dari program kemitraan tidak berbeda dengan siswa reguler. Baik fasilitas maupun tenaga pendidik, pelayanan berkualitas akan tetap menjadi prioritas utama dalam proses belajar mengajar.
Sebagai keunggulan dari sekolah ini, siswa akan mendapatkan pelatihan lifeskill yang esensial, seperti kemampuan bahasa Inggris dan komputer. Selain itu, ada pilihan kemampuan tambahan yang mencakup tata boga dan perhotelan.
Dasar-dasarnya langsung berkaitan dengan bagaimana siswa mengembangkan keterampilan dan menerapkannya di lingkungan sekolah. Selanjutnya, ketika mereka mencapai kelas XII, kami menyelenggarakan evaluasi kompetensi. Kami menjalin kerjasama dengan pihak luar untuk menilai kemampuan siswa kami, sehingga mereka mendapatkan sertifikat.
sumber pemprovjateng
Komentar