Siswa SMA-SMK Jateng Akan Diberi Materi Kebencanaan

Siswa SMA-SMK Jateng Akan Diberi Materi Kebencanaan Simulasi penanggulangan bencana di SMA 1 Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jateng, Kamis (17/1). (Foto: Pemprov Jateng)

Brebes - Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, mendorong pemberian materi kesiapsiagaan dan pelatihan kebencanaan kepada siswa sekolah menengah atas/kejuruan (SMA/SMK) sebanyak dua kali dalam satu tahun.

Sebagai pendahuluan, dia menginstruksikan instansi terkait terjun ke SMA 1 Bumiayu, Kabupaten Brebes, Kamis (17/1). Lembaga yang terlibat, seperti BPBD, PMI, SAR, Tagana, TNI dan Polri.

"Saya mencoba menerjemahkan tanpa menunggu apa yang diperintahkan Presiden Jokowi, bahwa kebencanaan dimasukkan ke kurikulum. Kalau kita menunggu diubah dan dimasukkan ke kurikulum, kelamaan," ujarnya, beberapa saat lalu.

"Ini akan dilakukan di seluruh sekolah di Jawa Tengah. Minimal, setiap sekolah latihan enam bulan sekali. Akan memunculkan kesiapsiagaan kita menghadapi bencana," sambung Ganjar.

Menurut dia, simulasi tersebut menujukkan pendidikan kebencanaan bisa dilakukan dengan cepat dan sederhana. Namun, perlu sinergisitas seluruh elemen terkait. "Kita mengajarkan dan mereka merasakan langsung apa yang dia lihat," jelasnya.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini berharap, materi yang didapatkan tertanam dalam laku peserta didik. Sehingga, mendorong siswa untuk proaktif dalam menghadapi suatu bencana.

"Seperti yang dilakukan Jepang. Setiap warga negara yang baru masuk, dia langsung dikasih tahu daerah yang kamu tinggal rawan bencana ini. Maka, kamu harus bisa begini. Kalau kamu jadi korban, kamu harus mengamankan diri ke sini. Jadi, mereka nyaman," bebernya.

Terkait perubahan kurikulum, menurut Ganjar, tak terlalu mendesak. Yang penting, baginya, guru dan siswa paham, materi kebencanaan bisa termaktub dalam berbagai mata pelajaran.

"Diinternalisasikan langsung saja ke mata pelajaran. Agama, bahasa Indonesia, fisika, biologi, geologi, dan semuanya diinternalisasikan dengan kebencanaan. Tidak perlu kurikulum, namun langsung saja seperti ini," tuntas dia.