Bupati Magelang Resmikan Sekolah Rakyat Menengah Atas 43
Bupati Magelang Resmikan Sekolah Rakyat Menengah Atas 43
Bupati Magelang Grengseng Pamuji, secara resmi membuka Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 43 Magelang, sebuah institusi pendidikan alternatif yang dihadirkan untuk memperluas akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera.
Sekolah ini menjadi wujud nyata semangat gotong royong dan komitmen Pemerintah Kabupaten Magelang dalam mendorong kesetaraan pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Sekolah Rakyat: Bukan Sekadar Sekolah, Tetapi Simbol Harapan
Dalam sambutannya, Bupati Grengseng menegaskan, Sekolah Rakyat bukan hanya lembaga pendidikan, tetapi juga simbol harapan dan wadah pembentukan karakter, kreativitas, serta cita-cita anak-anak Magelang untuk masa depan yang lebih baik.
“Saya percaya, dengan semangat belajar dan dukungan dari semua pihak, Sekolah Rakyat ini akan menjadi titik awal lahirnya pemimpin masa depan yang memiliki kepedulian, integritas, dan daya saing di tingkat nasional maupun global,” ujar Bupati Grengseng.
Dia juga meyakinkan para orang tua agar tidak ragu menyekolahkan anak-anak mereka di SRMA 43. Semua fasilitas, kurikulum, dan tenaga pendidik telah dipersiapkan sesuai standar nasional, di bawah pengawasan langsung pemerintah.
“Anak-anakku, jangan minder. Dengan ketekunan dan keyakinan, kalian akan menjadi generasi yang luar biasa. Saya yakin, di masa depan model pendidikan Sekolah Rakyat akan jadi acuan,” tambahnya.
Kurikulum Terintegrasi: Akademik, Karakter, dan Asrama
Kepala Sekolah SRMA 43 Magelang Sri Redjeki menjelaskan, pendirian sekolah ini bertujuan untuk memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan yang bermakna dan berkarakter.
Sekolah ini mengadopsi tiga kombinasi kurikulum, yaitu:
- Kurikulum Persiapan: fokus pada pembentukan karakter dan akhlak mulia,
- Kurikulum Formal: setara dengan SMA pada umumnya,
- Kurikulum Asrama: berbasis boarding school dengan pendekatan sistem pesantren, sesuai rekomendasi Kementerian Agama.
“Insya Allah, anak-anak Bapak dan Ibu akan mendapatkan pendidikan terbaik di sini. Seluruh fasilitas disediakan oleh negara,” tegas Sri Redjeki.
Hari pertama pembelajaran diawali dengan pemeriksaan kesehatan gratis (PKG) dan dilanjutkan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) untuk para siswa baru.
Seleksi Ketat dan Fasilitas Lengkap
Kepala Sentra Antasena Magelang Supriyono menjelaskan, SRMA 43 setara dengan jenjang SMA, dan pada tahun ajaran pertama telah menerima 100 siswa, terdiri dari 48 laki-laki dan 52 perempuan.
Proses seleksi dilakukan melalui kerja sama lintas lembaga, melibatkan:
- Dinas Sosial Kabupaten Magelang
- Badan Pusat Statistik (BPS)
- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
- Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH)
- Sentra Antasena
Tujuannya adalah memastikan bahwa siswa yang diterima benar-benar berasal dari keluarga penerima manfaat dan telah melalui proses verifikasi ketat.
Fasilitas sekolah meliputi:
- 4 ruang kelas
- 1 gedung laboratorium
- 1 laboratorium komputer
- 2 asrama putra dan 2 asrama putri
- 2 asrama guru
- Area kegiatan ekstrakurikuler
- 16 tenaga pengajar
- 6 staf kependidikan (termasuk wali asrama, TU, dan pengasuh)
Hadirnya Negara untuk Masa Depan Cerah Anak Bangsa
Peresmian SRMA 43 Magelang menandai babak baru dalam dunia pendidikan di Kabupaten Magelang, di mana negara hadir secara konkret untuk memberikan kesempatan yang adil bagi setiap anak, tanpa memandang latar belakang sosial maupun ekonomi.
Sekolah ini diharapkan menjadi contoh model pendidikan berbasis karakter dan gotong royong yang bisa direplikasi di daerah lain.
Komentar