Program Seribu Embung Tercapai, Ganjar: Solusi Irigasi Pertanian dan Banjir

Program Seribu Embung Tercapai, Ganjar: Solusi Irigasi Pertanian dan Banjir Salah satu embung di lereng Merapi. Foto: jatengprov.go.id

Semarang, Pos Jateng - Gerakan Seribu Embung yang digagas Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo sejak 2015 lalu telah tercapai. Saat ini sudah terdapat 1.135 embung yang bisa berfungsi sebagai pengairan pertanian hingga mengendalikan banjir.

Ganjar mengatakan, jumlah tersebut masih akan terus bertambah karena manfaatnya sangat besar bagi masyarakat. Apalagi mayoritas warga Jateng bertani dan membutuhkan suplai air yang mumpuni.

“Embung ini menjadi solusi persoalan kebutuhan irigasi dan air baku. Sementara, saat musim hujan embung berfungsi sebagai penampung air dan pengendali banjir,” kata Ganjar dalam keterangannya, dilansir dari jatengprov.go.id, Rabu (19/10).

Ganjar menjelaskan, anggaran pembangunan embung tersebut bersumber dari APBN dan APBD Pemerintah Provinsi Jateng. Ia menjelaskan, pembangunan embung yang didanai APBN dikerjakan oleh BBWS sebanyak 141 unit dan Dinas Pertanian dan Perkebunan Jateng 512 unit.

Sementara itu, pembangunan yang didanai APBD Jawa Tengah dilakukan secara gotong royong oleh Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang dengan 74 unit, Dinas Pertanian dan Perkebunan 4 unit, dan pemerintah kabupaten/ kota sebanyak 11 unit.

Ganjar menambahkan, Jateng juga mendapat Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat untuk membangun 390 embung, dan hibah CSR perusahaan sebanyak 3 unit.

“Pembuatan embung tetap jalan terus sampai hari ini. Makanya kalau ada ruang-ruang sisa, maka kita manfaatkan,” tuturnya.

Kepala Dinas Pusdataru Provinsi Jateng, Eko Yunianto mengatakan, pihaknya telah membangun 74 unit embung di 19 kabupaten/kota. Embung tersebut ditambah dengan 17 long storage milik Pusdataru  berkapasitas tampungan air mencapai 2,5 juta m3. Pemanfaatannya untuk irigasi 2.015 hektare lahan pertanian, dan sumber air baku untuk 27.912 kepala keluarga (KK).

“Bendungan tidak hanya dimanfaatkan airnya untuk irigasi dan sumber air baku untuk warga, melainkan juga untuk menyuplai kebutuhan industri dan pariwisata,” tandasnya.