Pengawasan Kawasan Permukiman dan Lahan Kosong Diintensifkan

Pengawasan Kawasan Permukiman dan Lahan Kosong Diintensifkan Ilustrasi. (Foto: Pixabay)

SUKOHARJO - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng), mengintensifkan pengawasan di kawasan padat penduduk dan lahan kosong. Pangkalnya, kasus kebakaran berpotensi meningkat saat kemarau.

Terhitung sejak Januari hingga awal Juni 2019, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sukoharjo mencatat, terjadi 32 kebakaran. Mayoritas di kawasan permukiman dan lahan kosong.

"Penyebab kebakaran di dua tempat tersebut, berbeda," ujar Kabid Pemadam Kebakaran Satpol PP Sukoharjo, Margono, Selasa (11/6). Kawasan padat penduduk umumnya dipicu korsleting listrik.

"Sedangkan kebakaran di lahan kosong, disebabkan karena kelalaian warga. Saat membakar sampah, kemudian meninggalkannya dalam kondisi api masih menyala," imbuh dia.

Beberapa wilayah permukiman diwaspadai. Seperti Kecamatan Kartasura, Grogol, Mojolaban, Gatak, Baki, dan Sukoharjo. Di sana, melansir Kedaulatan Rakyat, banyak terdapat rumah tinggal di perkampungan, perumahan, pertokoan, dan bangunan lainnya.

Sedangkan sejumlah wilayah yang disoroti karena banyak lahan kosong, meliputi Kecamatan Tawangsari, Weru, dan Bulu. Juga Nguter.

Pemilik bangunan pun diimbau mengecek instalasi listrik masing-masing. Dianjurkan memakai perangkat sesuai standar. Guna mencegah kebakaran akibat korsleting listrik.

"Antisipasi penyebab kebakaran karena faktor kelalaian manusia, kami minta warga untuk tidak membakar sampah. Kalaupun terpaksa membakar sampah, maka harus ditunggu. Dipastikan api sudah padam," tandas Margono.