Mayoritas Gedung Sekolah di Yogyakarta Belum Aman Bencana

Mayoritas Gedung Sekolah di Yogyakarta Belum Aman Bencana Pintu keluar darurat. (Foto: pixabay.com)

Yogyakarta - Mayoritas gedung sekolah di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), belum memiliki kesadaran atas bahaya bencana. Sebab, belum memiliki jalur evakuasi dan titik kumpul.

Dari puluhan gedung sekolah dasar (SD) dan menengah pertama (SMP), kata Ketua Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Yogyakarta, Hari Wahyudi, baru dua SD menyandang status Sekolah Aman Bencana. Yakni, SD Baluwarti dan SD Bangunrejo.

"Mungkin, sekolah merasa belum penting untuk menyusun jalur evakuasi dan titik kumpul yang aman. Sehingga, tidak membuatnya. Akan sedikit kami paksa, agar sekolah bisa menyadari pentingnya jalur evakuasi," ujarnya di Yogyakarta, Minggu (21/10).

Upaya yang dilakukan BPBD Yogyakarta, menggencarkan sosialisasi Sekolah Aman Bencana ke SD dan SMP pada 2019. Harapannya, sekolah memiliki kesadaran pentingnya mitigasi bencana, termasuk rencana evakuasi.

"Belum ada rencana menambah jumlah Sekolah Aman Bencana tahun depan. Kami sosialisasikan dulu, karena penetapan Sekolah Aman Bencana membutuhkan komitmen sekolah," jelasnya.

Di sisi lain, sekolah diharapkan rutin menggelar pelatihan penanggulangan bencana melalui simulasi. Tujuannya, membiasakan warga sekolah, jika suatu saat terjadi bencana.

"Bisa melakukan simulasi sederhana, sesuai kerawanan yang ada di sekolah tersebut," ucapnya. Diharapkan pula guru menyisipkan materi penanggulangan bencana saat mengajar.

Sosialisasi Sekolah Aman Bencana tersebut, tambah Hari, diharapkan sinkron dengan program pemerintah, pembentukan Kampung Tangguh Bencana (KTB). Baru 100 dari 250 kampung yang ditetapkan sebagai KTB.

"Harapannya, program KTB dan Sekolah Aman Bencana bisa saling mendukung dan diharapkan seluruh warga Kota Yogyakarta pun menjadi aman bencana," tuntasnya. (Ant)