Krisis Air Bersih di Purworejo Meluas

Krisis Air Bersih di Purworejo Meluas Pekerja memasang selang air untuk mengisi bak penampungan air milik warga di lereng Gunung Merapi, Desa Cluntang, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Jateng, Rabu (12/6). (Foto: Antara Foto/Aloysius Jarot Nugroho)

PURWOREJO - Wilayah kekeringan di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah (Jateng), meluas pada musim kemarau 2019. Kini menerpa 68 desa di 11 kecamatan. Berimbas terhadap 8.119 kepala keluarga (KK) atau 28.077 jiwa.

"Tahun lalu jumlahnya 57 desa, jumlah KK 7.184, dan jumlah total jiwa 25.283 jiwa," ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purworejo, Kusairi, Kamis (27/6).

Baca juga:
Kemarau, 360 Desa di Jateng Terancam Kekeringan
Sejumlah Daerah Akan Kemarau 7 Bulan
Debit Air Waduk di Jateng Susut 24 Persen

Sebanyak 1.728 tangki telah didistribusikan ke wilayah krisis air bersih. Masing-masing berkapasitas 5.00 liter. Berlangsung sejak awal Juni. Akan dilakukan hingga Agustus.

Volume air bersih yang didistribusikan berpeluang bertambah. Pangkalnya, belum seluruh wilayah terdata dan masuk surat keputusan (SK).

BPBD pun belum bisa bekerja maksimal. Lantaran hanya memiliki empat moda. "Idealnya, minimal ada enam mobil tangki," ucap dia.

"Pihak lain yang ingin membantu memberikan air bersih, kami sangat berterima kasih. Namun, lebih baik berkoordinasi dahulu dengan BPBD. Agar tepat sasaran," imbuhnya.

Sementara, seorang warga Desa Bendungan, Kecamatan Grabag, Turyanti (34), mengaku, kekeringan berlangsung sejak Mei. Menukil detikcom, air sumur mulai menguning dan asin.