Kadisdik Solo: Sembilan Sekolah Siap Tampung 14 ADHA

Kadisdik Solo: Sembilan Sekolah Siap Tampung 14 ADHA Kepala Disdik Surakarta, Etty Retnowati (kiri), saat menyerahkan piala lomba Mapsi SD/MI 2018 kepada pemenang. (Foto: Pemkot Surakarta)

Surakarta - Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta, Jawa Tengah (Jateng), memindahkan 14 anak dengan HIV/AIDS (ADHA) ke sekolah lain, lantaran ditolak orang tua murid di tempat sebelumnya.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Surakarta, Etty Retnowati, menyatakan, ada sembilan sekolah yang siap menampung ADHA. Para korban duduk di kelas 1-4 sekolah dasar (SD).

"Kemarin kami kumpulkan SD-SD. Ada sembilan SD yang siap menampung, tapi nama SD-nya tidak kami sebutkan. Kasihan anak-anak," ujarnya, Jumat (15/2).

Baca: Sebanyak 14 ADHA Dikeluarkan dari Sekolah

Kepala Bidang Pendidikan Dasar SD Disdik Surakarta, Wahyono, menambahkan, pihaknya akan memfasilitasi para siswa untuk menempuh pendidikan di kawasan Jebres. Mereka akan dimasukkan ke sekolah yang kuota siswanya masih kurang.

"Kita tidak akan menunjukkan sekolah sana. Biar sekolah itu bebas. Sepanjang sekolah itu kuotanya kurang dari batasan, boleh menerima anak," terangnya.

"Dan tidak boleh melihat dari mana, siapa statusnya. Sekolah itu melayani tanpa diskriminasi, karena pemerintah telah memutuskan wajib belajar sembilan tahun," imbuhnya menguraikan.

Namun, klaim Wahyono, sekolah bakal diberikan pemahaman dan sosialisasi sebelum ditempati siswa diduga ADHA. Kegiatan dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes), Komisi Perlindungan Anak (KPA), Dinas Sosial (Dinsos), dan sebagainya.

Nego Ulang
Terpisah, Ketua Yayasan Lentera, Yunus Prasetyo, mengaku, belum menerima kabar tersebut. Dia akan negosiasi ulang, jika benar adanya.

"Kalau dipindahkan ke sembilan sekolah, akan menjadi masalah baru lagi. Soalnya, tenaga kami sangat terbatas. Susah kalau harus mengantar sekolah ke sembilan tempat berbeda," jelasnya.

Yayasan Lentera memiliki sembilan pendamping yang bertugas di selter ADHA. Setiap pendamping memiliki tugasnya masing-masing.

"(Pendamping) tidak bisa, kalau ikut mengantar tiap pagi. Lagipula, sekarang ada 32 ADHA yang harus kita urus," tandasnya.