Gerindra Bentuk Tim Investigasi Beasiswa Dana Aspirasi

Gerindra Bentuk Tim Investigasi Beasiswa Dana Aspirasi Ketua DPC Gerindra Kota Salatiga, Yulianto. (Foto: Dok. Kagama)

Salatiga - DPC Partai Gerindra Kota Salatiga, Jawa Tengah (Jateng), membentuk tim investigasi untuk mendalami beredarnya surat undangan sosialisasi beasiswa dana aspirasi.

Ketua DPC Gerindra Salatiga, Yulianto, menyatakan, tim investigasi bertugas memilah temuan dan laporan masuk, khususnya penyebar informasi undangan tanpa konfirmasi di media sosial.

Berikutnya, menyelidiki sejauh mana hubungan pencatut nama Gerindra dan kader. "Dari rekomendasi tim investigasi nanti, kami akan jadikan patokan untuk mengambil langkah-langkah tegas berikutnya," ujarnya, Senin (21/1).

Sebagai informasi, beredar surat undangan sosialisasi beasiswa dana aspirasi Gerindra di Facebook, Jumat (11/1). Undangan ditujukan kepada siswa SMK PGRI 1.

Gerindra membantah, undangan tersebut dilakukan partainya secara resmi. Namun, perbuatan pihak tertentu dengan mencatut nama partai dengan rencana sosialiasi beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Yulianto menambahkan, Gerindra juga bakal mengadvokasi kader maupun SMK PGRI 1. Sehingga, turut mengawal, bila terdapat indikasi pelanggaran hukum.

Wakil Ketua Gerindra Salatiga, Supriyadi Fatkhi, menegaskan, dirinya tak ada sangkut pautnya dengan undangan tersebut. Dia hanya menerangkan, Fraksi Gerindra DPR memperjuangkan beasiswa PIP.

"Atas pencatutan nama Partai Gerindra dan saya sebagai caleg yang disebut, patut diduga ini adalah pencemaran nama baik. Padahal, format penyaluran beasiswa itu sudah ada. Kami murni membantu saja, agar sampai di siswa," terangnya pada kesempatan sama.

Dirinya menduga, ada pihak lain yang sengaja memerintahkan pencatutan nama Gerindra maupun dirinya. Sebab, SMK PGRI sudah diberitahu dan diingatkan sebelumnya. Juga tak ada persoalan di sekolah lain.

Beasiswa serupa turut diterima siswa beberapa-beberapa sekolah di Salatiga, selain SMK PGRI 1. Di antaranya, 
SMK PGRI 2, SMK PGRI 3, dan SMK Saraswati.

Supriyadi mengaku, tak mengetahui besaran nominal beasiswa yang diterima para siswa. Pasalnya, dana langsung masuk ke rekening BNI milik siswa penerima setelah cair dari Kemendikbud.

"Iuran bulanan yang nunggak banyak dan beasiswa itu sah milik siswa. Jadi, jangan sampai karena ada peristiwa ini, malah terganggu. Kasihan mereka," tandasnya.