25 Ribu Haktare Sawah Puso kala Kemarau 2019

25 Ribu Haktare Sawah Puso kala Kemarau 2019 Petani membabat tanaman padinya yang rusak akibat kekeringan di Kabupaten Magetan, Jatim, Jumat (28/6). (Foto: Antara Foto/Siswo Widodo)

SEMARANG - Seluas 78 ribu hektare sawah di Jawa Tengah (Jateng) dilanda kekeringan kala kemarau. Sekitar 25 ribu hektare di antaranya, mengalami gagal panen.

"Ada 32 kabupaten/kota yang lahan pertaniannya mengalami kekeringan dan puso. Terbanyak di Cilacap," ujar Kepala Balai Perlindungan Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (BPTPHP) Distanbun Jateng, Herawati, di Kota Semarang.

Baca juga:
Produksi Pangan Jateng Susut 700 Ribu Ton
Kemarau di Jateng Diprediksi hingga Desember 2019
300 Ribu Petani Jateng Belum Terdata

Kekeringan di Cilacap terjadi di 18 ribu hektare sawah. Sebanyak 6.236 hektarenya, gagal panen.

Puso terluas berikutnya terjadi Kebumen. Seluas 2.661 hektare dari 4.565 hektare kekeringan mengalami gagal panen. Selanjutnya Pati: 2.702 hektare dari 4.153 hektare puso.

Sedangkan kekeringan terbanyak usai Cilacap adalah Grobogan. Menembus 10.757 hektare. Seluas 1.827 hektare di antaranya, puso. Sementara di Wonogiri, kekeringan mencapai 5.758 hektare. Di mana 1.516 hektare di antaranya, gagal panen.

"Lahan yang mengalami kekeringan meningkat empat kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Mungkin karena musim kemarau tahun ini cukup panjang," tuturnya. Pada 2018, kekeringan menimpa 16.900 hektare lahan.

Mencuplik Solopos, lahan petani yang puso bisa mendapat ganti rugi dari pemerintah. Baik pusat maupun provinsi. Selama telah terdaftar dalam Program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).