Dalam waktu dekat ada rombongan investor yang akan datang ke Indonesia. Rencananya, rombongan tersebut akan diusulkan datang ke Jateng untuk melihat kawasan-kawasan industrinya.
Dari total investasi yang masuk, investasi asing atau PMA mendominasi dengan nilai Rp25,63 triliun atau 56%, sementara PMDN tercatat sebesar Rp19,95 triliun atau 44%.
Di hadapan perwakilan kedutaan dari 10 negara dan puluhan calon investor, Luthfi memaparkan berbagai keunggulan berinvestasi di Jawa Tengah, mulai dari sistem perizinan satu pintu (one gate system), jaminan keamanan dari praktik premanisme, hingga ketersediaan sumber daya manusia dan alam yang melimpah serta kompetitif.
Perluasan industri dan produksi garam menjadi langkah penting untuk mewujudkan swasembada garam nasional.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendorong investasi di bidang energi baru terbarukan (EBT). Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menawarkan enam kesempatan investasi melalui acara Central Java Renewable Energy Investment Forum (CJREIF) 2025.
Provinsi Jawa Tengah memiliki daya tarik tersendiri bagi investor asing untuk berinvestasi di berbagai bidang. Kali ini, ketertarikan itu berasal dari Malaka, sebuah negara bagian di Malaysia.
Kegiatan investasi yang berkembang pesat pada kuartal pertama 2025 memberikan dampak positif bagi sektor tenaga kerja di Jawa Tengah. Hasil ini tidak hanya menunjukkan adanya kemajuan ekonomi yang menguntungkan, tetapi juga berkontribusi dalam menurunkan tingkat pengangguran.
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menyambut investor yang ingin berinvestasi di daerahnya dengan memberikan karpet merah. Hal ini tentu saja dengan syarat bahwa semua ketentuan dipenuhi dan akan membawa keuntungan bagi masyarakat.
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya investor yang tertarik menanamkan investasinya di Kabupaten Pati.
Proyek tersebut untuk meningkatkan investasi dan menyambut perkembangan kawasan industri di sekitar Kota Semarang.
Lihat lagi