Twitter Bentuk Silabus Pendidikan Medsos di Indonesia

Twitter Bentuk Silabus Pendidikan Medsos di Indonesia Foto: Plt. Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Ainun Na’im. Dokumentasi: kemendikbud.go.id

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berkolaborasi dengan Twitter membentuk program “Penguatan Literasi Media Sosial”. Program tersebut akan menghasilkan silabus dan modul pembelajaran literasi media sosial bagi siswa, guru, dan tenaga kependidikan jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP).

“Kami harap, edukasi literasi media sosial untuk generasi muda bisa mendorong penguatan karakter dan pembentukan Profil Pelajar Pancasila,” ujar Plt. Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Ainun Na’im, dalam penandatanganan program bersama Kepala Representasi Twitter Asia Pasific di Jakarta, Agung Yudhawiranata, Kamis (24/6).

Ainun Na’im mengatakan edukasi penggunaan media sosial bagi siswa usia SMP merupakan inisiasi baik dan selaras dengan penanaman nilai-nilai karakter seorang Pelajar Pancasila. Ia menyebut bijak dalam menggunakan media sosial sejak dini turut membentuk karakter yang baik, terutama dalam membiasakan diri berpikir kritis, kreatif, dapat bekerja sama, menghargai diri sendiri dan orang lain, serta memiliki empati.

Senada Ainun, Kepala Representasi Twitter Asia Pasific, Agung Yudhawiranata mengakui bahwa literasi media sosial telah menjadi masalah yang terus berlangsung di Indonesia. Batas usia pengguna Twitter, dan juga peron media sosial lainnya adalah 13 tahun. Hal tersebut mungkin bisa menjadi masalah bagi pendidikan di Indonesia.

“Dengan meningkatnya kesenjangan literasi media sosial, dan bahwa literasi digital juga belum menjadi bagian dari kurikulum pelajaran formal, kami berharap kerjasama antara Kemendikbudristek dan Twitter ini dapat membantu anak muda Indonesia untuk lebih mudah menavigasi diri mereka di ranah digital,” tutur Agung.