Foto ilustrasi: SETARA Institute, lembaga penelitian yang berdedikasi pada demokrasi dan hak asasi manusia, telah menetapkan Kota Magelang sebagai kota dengan tingkat toleransi tertinggi keempat di Indonesia. Foto Pemprov Jawa Tengah

toleransi kota magelan masuk peringkat 4

Magelang Masuk 4 Besar Kota Paling Toleran di Indonesia

Magelang City meraih peringkat keempat tingkat toleransi tertinggi di Indonesia versi SETARA Institute pada Indeks Kota Toleran (IKT) 2024, dengan skor 6.248, naik dua peringkat dari tahun sebelumnya. Penghargaan diserahkan oleh Ismail Hasani, Ketua Pengurus SETARA Institute, kepada Hamzah Kholifi, Sekretaris Kota Magelang, di acara peluncuran di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan.

SETARA Institute, lembaga penelitian yang berdedikasi pada demokrasi dan hak asasi manusia, telah menetapkan Kota Magelang sebagai kota dengan tingkat toleransi tertinggi keempat di Indonesia. Pengumuman ini disampaikan pada acara peluncuran Indeks Kota Toleran 2024 yang berlangsung di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, pada Selasa (27/5).

Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Ismail Hasani, Ketua Badan Pengurus SETARA Institute, sebagai pengakuan atas dedikasi Kota Magelang dalam menjunjung tinggi dan meningkatkan nilai-nilai toleransi di tengah masyarakat. Tahun ini, Kota Magelang meraih skor 6,248, naik dua peringkat dibandingkan tahun lalu yang berada di posisi keenam.

Hamzah Kholifi, Sekretaris Daerah Kota Magelang, menerima penghargaan tersebut dan menyampaikan bahwa Indeks Kota Toleran (IKT) menjadi pedoman penting untuk mengintegrasikan nilai-nilai toleransi ke dalam setiap kebijakan dan program pemerintah kota. Ia mengucapkan terima kasih atas pencapaian ini dan berharap nilai-nilai tersebut akan terus dipupuk melalui inisiatif unggulan seperti Ngrawat Magelang.

Meskipun menjadi kota kecil dengan berbagai keterbatasan, Magelang memprioritaskan pentingnya toleransi, memperlakukannya sebagai sesuatu yang harus dihargai dan tertanam dalam kebiasaan masyarakat.

Agus Satiyo Hariyadi, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Magelang, menjelaskan, beberapa indikator kunci yang berkontribusi pada peningkatan indeks ini antara lain pembentukan ekosistem toleransi yang kuat serta partisipasi aktif dari tokoh masyarakat, tokoh agama, birokrat, dan anggota komunitas.

Agus memaparkan beberapa program yang secara konsisten dilaksanakan, antara lain Kampung Religi, Kirab Budaya Lintas Agama, Ruang Belajar Bersama Moderasi Beragama (Rela Bersiaga), dan perayaan Cap Go Meh, yang semuanya dijalankan dengan semangat persatuan dan saling menghormati.

Selain itu, Kota Magelang telah membentuk kerangka hukum melalui Peraturan Wali Kota Nomor 54 Tahun 2022 tentang Program Magelang Religius, yang memperkuat kebijakan daerah yang bertujuan untuk menjaga kerukunan antarumat beragama. Tempat-tempat ibadah juga dimanfaatkan tidak hanya sebagai ruang untuk kegiatan keagamaan, tetapi juga sebagai tempat untuk interaksi sosial yang positif.

Agus menegaskan bahwa sepanjang 2024, Kota Magelang tidak melaporkan insiden intoleransi, menunjukkan bahwa kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat berfungsi secara efektif. Ke depan, Pemerintah Kota Magelang berkomitmen untuk meningkatkan peringkat Indeks Kota Toleran dengan memprioritaskan pembangunan inklusif, mendukung kebijakan berorientasi toleransi, dan meningkatkan kolaborasi lintas sektor.

Sumber: jatengprov.go.id

Komentar