Tol Solo-Jogja 'Libas' 119 Hektare Sawah di Boyolali

Tol Solo-Jogja 'Libas' 119 Hektare Sawah di Boyolali Ilustrasi. (Foto: Pixabay)

BOYOLALI - Sebanyak sembilan desa di dua kecamatan pada Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah (Jateng), terimbas proyek nasional. Tol Solo-Jogja.

Pun dengan lahan produktif. Seluas 119 hektare sawah bakal beralih fungsi. Sekitar 80 hektare di antaranya, tergolong lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B).

"Penyediaan lahan sebagian besar adalah sawah. Selebihnya, berupa tegalan dan permukiman," ucap Asisten II Sekda Boyolali, Widodo Munir.

Baca juga:
405 Hektare Sawah Terdampak Tol Solo-Jogja
Klaten Tolak Lokasi Ruas Tol Solo-Jogja
Sultan Sangsikan Tol Solo-Yogyakarta

Di Kecamatan Banyudono, jalan bebas hambatan bakal melintasi Desa Banyudono, Batan, Kuwiran, Sambon, dan Jembungan. Sedangkan di Kecamatan Sawit, melalui Desa Guwokajen, Bendosari, Jatirejo, dan Kateguhan.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali, lanjut dia, bakal mencari lahan pengganti LP2B. Selain tengah mengidentifikasi fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos) terdampak.

Di sisi lain, Widodo mengklaim, jalur di Boyolali aman. Tiada kendala. Seperti di Kabupaten Klaten. Melalui sumber mata air.

Kepala Dinas Pertanian (Distan) Boyolali, Bambang Jiyanto, menambahkan, penggantian lahan LP2B tanggung jawab pusat. "Kan, proyek nasional," ujarnya.

"Kemungkinan, penggantinya tidak di Boyolali. Mungkin di daerah lain. Sulitlah cari 80 hektare di Boyolali," tambahnya.

Terpisah, Perkumpulan Pengusaha Beras dan Penggilingan Padi Indonesia (Perpadi) menekankan pentingnya mengganti lahan produktif terdampak. Demi menjaga luasa sawah.

"Jangan seperti pada pembangunan jalan tol trans Jawa itu. Banyak lahan yang sampai saat ini tidak tergantikan," ungkap Ketua Perpadi Jateng, Tulus Budiyono.

Dirinya pun mewanti-wanti. Agar proyek nantinya tak merusak atau mematikan saluran air. Sehingga, produksi sawah tak terganggu.

"Biasa dalam pembangunan seperti itu, pengembang tidak peduli terhadap dampaknya. Saluran irigasi yang biasa mengakses daerah green, akhirnya tidak bisa dialiri," terangnya.

"Contohnya di daerah Ngemplak. Banyak sawah terdampak. Karena tidak terairi. Ini harus jadi pengalaman," tuntas Tulus, menukil Solopos.