Tekan Angka Stunting, Pemkab Klaten Luncurkan Program ‘Gong Ceting’

Tekan Angka Stunting, Pemkab Klaten Luncurkan Program ‘Gong Ceting’ Pemkab Klaten meluncurkan program ‘Gong Ceting’, Rabu (30/11). Foto: Diskominfo Klaten

Klaten, Pos Jateng – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten terus berupaya menekan angka stunting atau kekerdilan di wilayahnya, salah satunya melalui program Gotong Royong Cegah Stunting (Gong Ceting). Program tersebut bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Tengah, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), dan Institut Teknologi Sains dan Kesehatan PKU Muhammadiyah Surakarta (ITS PKU Surakarta).

Bupati Klaten, Sri Mulyani mengatakan, penanganan stunting perlu dilakukan secara terpadu serta membutuhkan sinergitas dan komitmen yang kuat. Oleh karena itu, Pemkab melalui Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DissosP3APPKB) menggandeng berbagai pihak.

Stunting merupakan salah satu masalah besar saat ini. Bukan hanya tugas instansi tapi butuh keterlibatan semua pihak yang ada di Kabupaten Klaten. Karena tanpa komitmen dan kemauan yang kuat untuk menyelamatkan generasi bangsa adalah ancaman stunting maka gerakan kita pada hari ini akan sia-sia,” paparnya saat peluncuran ‘Gong Ceting’, Rabu (30/11).

Sri Mulyani menambahkan, target nasional sampai tahun 2024 adalah menurunkan prevalensi sebesar 14 persen. Target tersebut menjadi pekerjaan besar yang harus didukung di tingkat daerah.

“Saya optimis Kabupaten Klaten dapat turut menyumbang target penurunan stunting secara nasional. Untuk itu saya mengajak kepada seluruh masyarakat dan stakeholder terkait untuk ikut memberikan dukungan penanganan stunting melalui aksi nyata di sektor masing-masing,” imbuhnya.

Berdasarkan data Studi Strategis Indonesia, prevalensi stunting di Klaten mencapai 15,8 persen. Sedangkan menurut data hasil penimbangan bayi serentak per Agustus 2022, angka stunting di Klaten sebesar 10,7 persen. Tercatat juga penurunan 5,1 persen dalam satu tahun.

Sementara itu, Perwakilan Penyelenggara dari UMS, Pramudya Kurnia mengatakan, sasaran kegiatan ini adalah sepuluh desa prioritas denan penduduk stunting pada tahun 2023, yakni Desa Sidowarno Ngerangan, Kujon, Jimbung, Solodiran, Joton, Temuwangi, Sengon, Kalikebo, dan Ngiringan.

“Terdapat beberapa kegiatan seperti sosialisasi kepada masyarakat, pelatihan kepada remaja, pendampingan pengelolaan progam dapur sehat, pelatihan memasak makanan bergizi, pemanfaatan dan pengembangan produk pangan lokal, serta penyuluhan tentang rumah pangan lestari,” terangnya.

Selain itu, TP PKK juga akan diberikan peningkatan keterampilan melalui pelatihan dalam pendataan reliabilitas dan risiko stunting, pendampingan pendataan lapangan, serta analisis data dan persiapan audit stunting.

“Terakhir kita juga akan memberikan edukasi dalam bentuk komunikasi informasi dan edukasi secara elektronik dengan memanfaatkan platform Whatsapp yang menyasar kepada calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu punya balita,” pungkas Pramudya.

Dalam kesempatan ini, Bupati Klaten juga dikukuhkan sebagai Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) yang ditandai dengan penyematan selendang oleh Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah. Kemudian dilanjutkan penyerahan bantuan peningkatan gizi kepada 100 anak serta bantuan desa Bunda Asuh Anak Stunting kepada sepuluh anak secara simbolis.