Siasat BPBD Boyolali Minimalisasi Risiko Erupsi Merapi

Siasat BPBD Boyolali Minimalisasi Risiko Erupsi Merapi Penampakan Gunung Merapi usai erupsi freatik. (Foto: Antara/Bambang)

BOYOLALI - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Jawa Tengah (Jateng), mengintensifkan gladi lapang di sejumlah titik berpotensi terdampak erupsi Gunung Merapi. Seperti Klakah dan Tlogolele.

Langkah tersebut, terang Kepala Pelaksana Harian BPBD Boyolali, Bambang Sinungharjo, sebagai upaya mitigasi bencana. Selain melakukan penandatanganan nota kesepahaman desa saudara. Guna keperluan evakuasi.

"Ada dua desa yang telah dipersiapkan untuk evakuasi bencana Merapi bagi warga Selo. Keduanya berada di wilayah Kabupaten Magelang," ujarnya.

Baca juga:
Upaya BPBD Jateng Minimalisasi Risiko Erupsi Merapi
Masyarakat Lereng Merapi Diimbau Tingkatkan Kewaspadaan
Magelang Siap Tampung Pengungsi Merapi dari Boyolali

"Di Tlogolele, BPBD juga membangun fasilitas dapur serta MCK. Untuk keperluan pengungsian sementara," imbuh dia.

Sementara, Sekretaris Desa Tlogolele, Neigen Achtach, menerangkan, aktivitas warga masih normal. Meski Merapi menyemburkan awan panas, kemarin (Minggu, 22/9).

"Sejak ditetapkan berstatus waspada, warga desa beberapa kali diberi pelatihan kebencanaan. Sehingga, bisa lebih tenang dalam menghadapi keadaan," tuturnya, menyitir Solopos.

Desa Tlogolele berjarak sekitar 800 meter. Daerah terdekat dengan puncak Merapi adalah, Dusun Stabelan berjarak. Sekitar tiga kilometer.

Merapi memuntahkan awan panas, Minggu. Dalam siesmograf Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), amplitudonya 70 milimeter selama 125 detik. Jarak luncurnya 800 meter.

Luncuran awan panas terpantau dari beberapa lokasi di lereng Merapi. Desa Tlogolele, Kecamatan Selo. Salah satunya.

Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, mengungkapkan, guguran awan panas didahului letusan gas. Biasa disebut awan panas letusan (APL). Disebabkan tekanan gas dari dalam dan meruntuhkan material kubah lava.

"Aktivitas gunung masih menyuplai magma dan gas vulkanik secara kontinu. Karena dinamika tekanan gas tersumbat dan terakumulasi, yang kemudian keluar sebagai awan panas," katanya.

Dirinya menernangkan APL masih akan terus terjadi. Alasannya, suplai magma dan gempa terus berlangsung di dalam kubah lava.

Hasil pemodelan menunjukkan, luncuran awan panas takkan melampaui tiga kilometer. Jika volume kubah lava saat ini 461 ribu meter kubik runtuh.