Seminar Pembentukan Karakter untuk Pelajar di Kudus

Seminar Pembentukan Karakter untuk Pelajar di Kudus Ilustrasi dunia di era revolusi industri 4.0 yang semakin tanpa batas. (Image: Pixabay.com).

KUDUS - Sebanyak 1.000 peserta dari berbagai sekolah tingkat SMA/MA dan SMK, serta perguruan tinggi di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengikuti seminar character building. 

Seminar ini sebagai salah satu upaya mendorong generasi muda, untuk mempersiapkan diri menghadapi Revolusi Industri 4.0.

Seminar yang mengusung tema Building Character In Industrial Revolution 4.0, Siap Menuju Indonesia Mandiri 2034 tersebut, digelar oleh Wirausaha Muda Nusantara di Hotel Griptha Kudus, Minggu (1/9).

"Kami sangat mendukung seminar yang bertujuan mendorong generasi muda, terutama pelajar untuk benar-benar mempersiapkan diri dalam menghadapi revolusi industri 4.0 dengan baik," kata Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga, Joko Susilo, ketika membuka acara seminar itu.

Ia berharap, para pelajar tersebut nantinya bisa tumbuh menjadi generasi mandiri, kuat secara mental maupun akhlaknya.

Sebagai generasi muda, Joko berharap agar para pelajar menghindari sikap pesimistis, karena masih terbuka kesempatan untuk mempersiapkan masa depan menjadi lebih baik.

Ketua Panitia Seminar Character Building, Ade Bagus Nugroho mengungkapkan, seminar ini diadakan dalam rangka menjembatani generasi muda agar menjadi generasi dengan mental mandiri.

Motivator Muda, Syafii Efendi yang menjadi pembicara tunggal dalam seminar tersebut mengingatkan, bahwa teknologi akan menggantikan peran manusia. Akibatnya bisa menimbulkan kebangkrutan, kalah bersaing, dan kemiskinan.

Ia juga memprediksi, banyak bidang pekerjaan yang terancam, mulai dari sopir, jasa ojek konvensional, hingga siaran televisi juga mulai disaingi oleh Youtube.

Pada kesempatan tersebut, dia juga mengingatkan, bahwa guru juga dituntut kreatif. Pasalnya, saat ini sudah ada ruang guru yang memungkinkan siswa belajar secara daring.

Bahkan, menurut Syafii, kelak dunia akan terkoneksi tanpa ada batasan, termasuk soal bahasa. Menurutnya, sudah ditemukan alat yang memungkinkan seseorang berbicara dengan bahasa asing apa pun, tanpa harus menguasai bahasa asing tersebut.

Ia mengajak para pelajar untuk mempersiapkan diri dengan baik, juga tidak menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak penting, terutama berpacaran.

"Cinta sejati ada setelah menikah, sebelum itu cuma tipu daya saja," tandas Syafii mengingatkan para pelajar. (Ant).