Polbangtan Wadah Regenerasi Pelaku Usaha Tani Berkualitas

 Polbangtan Wadah Regenerasi Pelaku Usaha Tani Berkualitas Ilustrasi. Foto Pixabay.

Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) telah bertransformasi menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) dengan konsep yang diperbarui guna mencetak generasi baru berkualitas di sektor pertanian. Namun, masih di bawah binaan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian (BPPSDMP Kementan). 

"Kalau dulu output-nya penyuluhan, penyuluh. Kalau yang baru ini alumninya harus qualified job seeker dan qualified job creator," kata Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, ketika dihubungi, Senin (19/9).

Alumni Polbangtan diarahkan memiliki kualitas diri yang mumpuni di bidang pertanian, baik sebagai pencari kerja maupun pencipta lapangan kerja, di sektor terkait. "[Di Polbangtan] ada pelatihan vokasi, ada penyuluhan. Tujuannya, regenerasi petani Indonesia, membangun petani milenial."

Dedi menerangkan para lulusan Polbangtan tak memiliki ikatan struktural dengan Kementan kendati pendidikannya melalui beasiswa. Namun, langkah alumni berada dalam arahan pihaknya agar tujuan mencetak regenerasi pelaku usaha tani tercapai. 

"Yang ada adalah ikatan fungsional dan emosional. Kami kontrol mereka agar betul-betul bekerja di sektor pertanian, terutama pertanian riil," jelasnya.

Menurutnya, kebutuhan SDM di sektor pertanian masih belum tercukupi melalui Polbangtan. BPPSDMP pun bekerja sama dengan politeknik yang digawangi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan lembaga pendidikan sejenis.

"Strategi kami berubah. Kami tidak mungkin membangun pertanian Indonesia sendiri," katanya. 

Pada 2019, jumlah Polbangtan seiring hadirnya Politeknik Engineering Pertanian Indonesia di Serpong, Banten. Dedi berharap, penambahan ini memperkuat pengembangan SDM pertanian dalam negeri. 

"Penambahan poltek baru belum ada rencana," ujar dia. "Kami berdayakan poltek yang ada."

Polbangtan memiliki 13 program studi yang ditawarkan kepada sarjana terapan maupun diploma. Di antaranya, penyuluhan pertanian berkelanjutan, penyuluhan perkebunan presisi, teknologi produksi tanaman perkebunan, penyuluhan peternakan dan kesejahteraan hewan, agribisnis hortikultura, teknologi benih, teknologi pakan ternak, produksi ternak, dan agribisnis peternakan.