Personel Polda Jateng Siap Amankan Aksi 22 Mei

Personel Polda Jateng Siap Amankan Aksi 22 Mei Massa melakukan perlawanan ke arah petugas di depan kantor Bawaslu, Jakarta, Selasa (21/5). (Foto: Antara Foto/Muhammad Adimaja)

SEMARANG - Sekitar 400 personel Polda Jawa Tengah (Jateng) dikerahkan ke Jakarta. Turut membantu pengamanan aksi 22 Mei di kantor penyelenggara pemilihan umum (pemilu).

"Sudah berangkat hampir satu bulan lalu. Untuk sampai kapannya, menunggu perkembangan situasi," ujar Kabid Humas Polda Jateng, Agus Triatmaja, Selasa (21/5).

Anggota yang di bawah kendali operasi (BKO), berasal dari satuan Korps Brigade Mobil (Brimob). Menukil detik.com, bertugas mengamankan proses "demokrasi prosedural".

Aksi 22 Mei dalam rangka menuntut diskualifikasi pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin sebagai peserta pemilu. Petahana dianggap melakukan kecurangan.

Baca juga:
Ganjar Anggap Tiada Guna Ikut Aksi 22 Mei
Aksi 22 Mei, Gerindra Takkan Mengerahkan Massa
PAN Ambil Jalan Berbeda soal Aksi 22 Mei

Sementara, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan Jokowi-Ma'ruf sebagai pemenang, dini hari tadi. Mengalahkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Selisih tingkat keterpilihan sekitar 16 jutaan suara.

Aksi Ricuh
Sehari sebelumnya, juga terjadi aksi. Massa mengatasnamakan Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat (GNKR). Berpusat di kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Aspirasinya serupa: Mendiskualifikasi petahana.

Demonstrasi berjalan tertib hingga malam. Karena kepolisian memberikan toleransi hingga salat tarawih usai. Biasanya sebelum pukul 18.00.

Kekondusifan lekang. Terjadi kericuhan, dini hari tadi. Di dua titik. Depan kantor Bawaslu dan kawasan Petamburan. Bahkan, beberapa unit mobil yang terparkir di sekitar asrama Brimob Petamburan ludes terbakar.

Korban luka dan jiwa pun takterhindarkan. Mengutip CNN Indonesia, Rumah Sakit (RS) Budi Kemuliaan menerima 17 pasien per pukul 06.15. Beberapa orang tertembak.

Sementara, seorang korban jiwa atas nama Farhan Syafero (30) telah dibawa ke RS Cipto Mangunkusumo. "Waktu datang, belum meninggal. Jadi, sempat diresusitasi," ucap Direktur RS Budi Kemuliaan, dr. Fahrul W. Arbi.

Terpisah, Karopenmas Divhumas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, memastikan, anggota polisi yang bertugas di lapangan tak dilengkapi peluru tajam. Karenanya, bukan menjadi pelaku penembakan terhadap massa aksi.

"Ini perlu kita luruskan. Karena di media sosial sedang viral (hoaks penembakan, red)," ucapnya saat wawancara dengan Kompas TV.