Perangi TBC, Banjarnegara Luncurkan Strategi SIMPATIK
Perangi TBC, Banjarnegara Luncurkan Strategi SIMPATIK
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, melalui Dinas Kesehatan, secara resmi meluncurkan strategi SIMPATIK (Aksi Meningkatkan Penemuan Kasus TBC dengan Intervensi Kolaboratif). Peluncuran ini dilaksanakan di Rejasa Room Surya Yudha Park Hotel pada Selasa (17/6).
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara Latifa Hesti Purwaningtyas, strategi penanganan TBC (Tuberkulosis) ini mengusung pendekatan pentahelix, yang berarti melibatkan kolaborasi antara lima unsur utama: pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas, dan media.
"Melalui kolaborasi ini, sumber daya, pengetahuan, dan peran dari masing-masing pihak dapat saling melengkapi. Hal ini penting agar penanggulangan TBC bisa menjadi lebih efektif, terkoordinasi, dan berkelanjutan," jelasnya.
Hesti menambahkan, kolaborasi sangat krusial dalam penanganan TBC karena masalah ini begitu kompleks dan tidak mungkin diselesaikan hanya oleh satu pihak. Sinergi dari berbagai sektor sangat dibutuhkan untuk meningkatkan deteksi dini, memastikan pengobatan tuntas, mengurangi stigma, serta memperluas jangkauan edukasi dan layanan.
Dikatakan, cakupan angka penemuan kasus TBC di Banjarnegara masih rendah. Target suspek atau terduga di 2025 sebanyak 13.543 kasus, namun capaian sampai Mei 2025 baru sebesar 5.966 kasus (44%). Sedangkan target kasus positif 2.787 yang ditemukan sebanyak 653 kasus positif TBC.
“Dalam penanggulangan TBC kita juga melakukan penemuan kasus secara aktif melalui skrining di masyarakat dan populasi beresiko seperti di Lapas, pondok pesantren, perusahaan dan panti-panti sosial,” terangnya
Bupati Banjarnegara Amalia Desiana mengatakan, strategi SIMPATIK ini menunjukkan komitmen Pemkab Banjarnegara dalam mendukung eliminasi TBC.
Bupati melihat TBC ini seperti gunung es, tampak seperti penyakit biasa saja, tidak terdeteksi. Namun ketika diintervensi secara komprehensif bisa ditemukan banyak yang belum tertangani.
Amalia juga meminta masyarakat untuk saling mengingatkan jika ada orang disekitar yang mengalami gejala TBC untuk segera berobat ke fasilitas kesehatan, seperti Puskesmas atau rumah sakit agar cepat tertangani.
“Penderita TBC jangan dikucilkan, jika ada yang terkena, kita edukasi untuk berobat, karena penyakit TBC bisa diobati dengan meminum obat secara teratur minimal 6 bulan tanpa terputus satu kali pun,” pungkasnya.
Komentar