Palang Merah Amerika Sambangi Posko Sibat Boyolali

Palang Merah Amerika Sambangi Posko Sibat Boyolali Delegasi American Red Cross menyambangi Posko Sibat di Desa Ngagrong, Ampel, Boyolali, Jateng, Kamis (6/12). (Foto: PMI)

Boyolali - American Red Cross (Amcross) atau Palang Merah Amerika mengunjungi Posko Siaga Bencana Berbasis Masyarakat Palang Merah Indonesia (Sibat PMI) di Desa Ngagrong, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (6/12).

Perwakilan Amcross, D. Kendall Repass, menyatakan, diseluruh dunia ada tim semacam Sibat. Dia pun berharap, anggota Sibat selalu sehat.

"Agar dapat membantu warga lain saat situasi darurat dan pengurangan risiko bencana," ujarnya, beberapa saat lalu. Dalam kunjungan itu, Repas dan delegasi Amcross lainnya, Margaret Stanberry, didampingi PMI pusat, provinsi, dan kabupaten.

Dirinya mengapresiasi kemampuan anggota Sibat, lantaran memiliki talenta bermusik. "Tentu, akan sangat membantu menyampaikan pesan mitigasi dan pengurangan risiko di masyarakat," yakinnya.

Sebagai informasi, Amcross dan PMI menjalankan Program Pengurangan Risiko Bencana Terpadu Berbasis Masyarakat (Pertama) di Boyolali. Kerja sama telah berlangsung sekitar satu tahun.

Beberapa kegiatan mitigasi bencana kedua lembaga tersebut. Di antaranya, pipanisasi dari sumber mata air, pembuatan jalur evakuasi sepanjang jalan desa menuju lokasi aman, dan sistem peringatan dini longsor di Desa Ngagrong. 

Sementara, Koordinator Sibat Desa Ngagrong, Joko Yuwono, menyatakan, banyak manfaat dari Program Pertama. Misalnya, menambah pengetahuan dan pemahaman tentang potensi risiko serta mitigasi bencana.

Sedangkan Ketua Bidang Penanggulangan Bencana PMI Pusat, Letjen (Purn) H. Sumarsono, menyatakan, Sibat merupakan salah satu tulang punggung dalam merespons bencana.

"Dalam situasi darurat bencana, Ketua Umum PMI, Jusuf Kalla, telah menginstruksikan, agar dapat memberikan bantuan maksimal enam jam setelah kejadian," jelasnya.

Perwakilan Amcross dan PMI pun berkesempatan mengunjungi SMP Negeri 3 Ampel yang mengembangkan sekolah siaga bencana. "Pendidikan kebencanaan juga penting diterapkan sejak dini melalui kegiatan di sekolah," tukas Sumarsono.