Minat Tanam Rendah, Bupati Klaten Dukung Program Tanam Kedelai Kementan

Minat Tanam Rendah, Bupati Klaten Dukung Program Tanam Kedelai Kementan Bupati Klaten saat menghadiri Gerakan Tanam Kedelai dan Pencanangan Tunas Bangkit Kedelai, Sabtu (21/5). Sumber: instagram.com/humaskabklaten

Klaten, Pos Jateng – Bupati Klaten, Sri Mulyani, mendukung program Gerakan Tanam Kedelai dan Pencanangan Tunas Bangkit Kedelai yang diinisiasi oleh Kementerian Pertanian (Kementan) RI di daerahnya. Ia berharap, program tersebut dapat meningkatkan minat petani Klaten untuk menanam kedelai.

Dirinya mengatakan, produksi kedelai di Kabupaten Klaten sebenarnya cukup prospektif, mengingat daerahnya memiliki lahan kurang lebih 31.943 hektar. Namun, pihaknya mengalami sejumlah kendala, salah satunya ialah minat petani yang belakangan menurun untuk menanam kedelai.

“Pertanian kedelai di Kabupaten Klaten sebenarnya cukup luas, namun ada beberapa kendala yaitu menurunnya minat petani untuk menanam kedelai. Hal ini karena mayoritas petani di Kabupaten Klaten menanam padi. Diharapkan Kementan dapat memotivasi dan memberikan dukungan kepada para petani untuk mau menanam kedelai,” tuturnya saat menghadiri Gerakan Tanam Kedelai dan Pencanangan Tunas Bangkit Kedelai di Desa Burikan, Sabtu (21/5).

Sri Mulyani juga meminta dukungan dari Kementan RI agar mencarikan solusi atas kendala-kendala yang dihadapi oleh para petani kedelai, misalnya masalah kesejahteraan dan harga kedelai yang relatif rendah.

“Mohon perhatian dan dukungan dari Kementan, agar kami semakin sejahtera. Kendala yang saat ini terjadi adalah harga kedelai yang relatif rendah sehingga menurunkan minat petani. Saya harap Kementan dapat menstabilkan harga kedelai sehingga petani berminat untuk menanam kedelai,” tambahnya.

Lebih jauh lagi, dirinya juga menyebut, butuh komitmen bersama agar harga kedelai tetap stabil dan petani terus berminat untuk menanam kedelai. Selain itu, petani membutuhkan komitmen tidak ada impor kedelai agar keterserapan hasil panen tetap terjaga.

“Yang dibutuhkan petani adalah harga panen yang stabil dan terserap panennya. Ini butuh komitmen dan usaha bersama agar petani sejahtera dan ketahanan pangan terjaga,” tandasnya.

Sementara itu, Direktur Aneka Kacang dan Umbi Kementan RI, Yuris Tiyanto mengatakan, Klaten ditunjuk sebagai daerah pionir gerakan Tunas Bangkit Kedelai karena dinilai sebagai daerah potensial penghasil kedelai.

“Hari ini juga kami mencanangkan Tunas Bangkit Kedelai, ini pertama kali di Indonesia membangkitkan kedelai melalui Klaten. Tunas-tunas bangkit kedelai ini akan mewakili kami untuk mengembangkan kedelai keseluruhan bangsa Indonesia. Sehingga diharapkan kedelai ini akan bangkit terus guna mengurangi impor kedelai yang selama 25 tahun kita melakukan impor kedelai,” sebut Yuris.

Dirinya menambahkan, saat ini kebutuhan kedelai dalam negeri baru bisa dipenuhi sebanyak 30 persen. Melalui gerakan ini, diharapkan persentasenya meningkat dan mengurangi ketergantungan impor. Dirinya juga mebutuhkan bantuan seluruh stakeholder ketahanan pangan, mulai dari pusat hingga daerah, untuk mendukung kebangkitan kedelai nasional.