Masalah Intoleransi Kembali 'Guncang' DIY

Masalah Intoleransi Kembali 'Guncang' DIY Pendeta Tigor Yunus Sitorus berdiri di depan rumahnya di RT 34 Kampung Gunung Bulu, Dusun Bandut Lor, Desa Argorejo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, DIY, Selasa (9/7). (Foto: tirto.id/Irwan Syambudi)

BANTUL - Warga Kampung Gunung Bulu, Desa Argorejo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menolak pembangunan gereja di wilayahnya. Perjanjian pada 2003. Alasannya.

Penolakan kian intens. Beberapa waktu terakhir. Pangkalnya, kediaman pendeta Tigor Yunus Sitorus (49), seluas 335 meter persegi mulai digunakan untuk ibadah. Mulai April 2019.

Dirinya pun berencana membangun Gereja Pantekosta Immanuel Sedayu. Seiring terbitnya Peraturan Bupati (Perbup) Bantul Nomor 98 Tahun 2016. Tentang Pedoman Pendirian Tempat Ibadah.

Baca juga:
Kisah Slamet, Tertolak Gegara Beda Agama
Sultan: Oknum Tolak Perempuan Jadi Kepala Dusun
Instruksi Sultan Cegah Intoleransi

Tak sekadar itu. Tigor juga telah mengantongi izin mendirikan bangunan (IMB). Per 15 Januari. Sejak diajukan 2017 silam.

Tigor mengakui, perjanjian 2013. Namun, mengklaim tak membacana secara detail. Juga tak menerima salinannya. Sejak menandatangani dokumen tersebut.

Sementara, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubowo (HB) X, mengungkapkan, belum mengetahui alasan warga menolak pendirian gereja. "Saya cek dulu. Dasarnya apa," katanya di Sleman, Rabu (10/7).

Kendati begitu, menurut dia, rumah ibadah bisa didirikan selama sesuai prosedur. Disetujui dan mengantongi IMB. Penolakan pun mesti berdasarkan argumen kuat. Juga tak boleh melanggar hukum.

"Jika alasannya kearifan lokal, tetap tidak boleh melanggar hukum. Bila melanggar hukum, itu berarti pidana. Sehingga, tidak ada alasan yang melanggar hukum," ucapnya mengingatkan.

Pernyataan serupa disampaikan Kapolda DIY, Irjen Ahmad Dofiri. Dirinya belum mendengar masalah ini.

Meski demikian, jelasnya, Polda DIY selalu berupaya menjaga wilayah hukumnya kondusif. Pun menghindari hal-hal yang tak diinginkan. "Karena itu, perlu komunikasi bersama," tandasnya, menukil Sindonews.