Kasus Stunting di Salatiga Tembus 11,66 Persen

Kasus <i>Stunting</i> di Salatiga Tembus 11,66 Persen Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)

SALATIGA - Sebanyak 1.660 dari 10.656 bayi di bawah usia lima tahun (balita) di Kota Salatiga, Jawa Tengah (Jateng), mengalami kekerdilan (stunting). Imbas gizi buruk. Ini merujuk data Operasi Timbang 2018.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Salatiga, Siti Zuraida, mengklaim, jumlah penderita kekerdilan pada Juli 2019 berkurang 3,92 persen. Menjadi 11,66 persen.

"Jadi, bisa diasumsikan yang sudah tertangani," ucapnya. Data merujuk hasil aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (PPGBM-el).

Dirinya mengakui, data kekerdilan fluktuatif. Bisa berubah setiap waktu. Seiring perkembangan status gizi balita.

Karenanya, masyarakat didorong menerapkan pola asuh secara tepat. Selain pendampingan oleh pemerintah. Agar jumlah kasus terus susut.

"Mulai dari masa kehamilan, kelahiran, hingga balita. Kalau program pemerintah, menyasar sejak usia remaja putri terkait pengetahuan reproduksi," tuturnya.

Menurut dia, ada beberapa tantangan dalam memerangi kekerdilan. Seperti minimnya kepedulian ibu hamil, pengetahuan tentang gizi, pemberian makanan tambahan pendamping ASI, dan anemia.

Hal senada disampaikan Ketua Tim Penggerak PKK Salatiga, Titi Kirnaningsih. Dirinya mengingatkan, kunci utama pengentasan kekerdilan pada ibu hamil adalah kepedulian dalam memeriksakan kesehatan.

Untuk itu, istri Wali Kota Salatiga, Yulianto ini mendorong ibu hamil rutin memeriksa kesehatan. "Asupan gizi yang seimbang serta imunisasi lengkap," tandasnya, mencuplik Solopos.