emas, replika, stunting, komprehensif.
Dianggap Ampuh, Anting Emas Temanggung Dicontoh di Berbagai Wilayah
Pemerintah Kabupaten Temanggung, bersama mitra terkait, terus berusaha mengatasi isu stunting melalui beragam inovasi, dengan salah satunya adalah program intervensi bernama “Anting Emas”, yang merupakan singkatan dari “Ayo Cegah Stunting dengan Program Inovasi Kesehatan”.
Wakil Bupati Temanggung Nadia Muna menyatakan, inovasi yang diterapkan di daerah ini terbukti sangat efektif dan telah diambil contoh oleh beberapa daerah lain di Indonesia, seperti Kabupaten Sumbawa, Cirebon, dan Sumedang. Inisiatif ini dianggap berhasil dalam menangani stunting dengan menyeluruh dan holistik.
Pernyataan ini disampaikan pada acara Penilaian Kinerja Pemerintah Daerah terkait Pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting yang berlangsung di Aula Prau, Kantor Bappeda Temanggung pada Rabu (28/5).
Nadia menambahkan, kesuksesan inovasi “Anting Emas” ditunjukkan oleh penurunan signifikan dalam angka stunting, berkat pendekatan yang terfokus langsung pada masalah, termasuk program pemberian tablet penambah darah, nutrisi khusus untuk anak yang mengalami stunting, pijat bayi, dan lain-lain.
Program ini mengadopsi pendekatan siklus hidup dengan intervensi yang dimulai dari masa remaja hingga dalam fase balita. Strategi yang diterapkan mencakup intervensi yang sensitif dan spesifik yang mencakup setiap tahap kehidupan secara berkelanjutan.
“Anting Emas” menekankan pendekatan berbasis keluarga, dimulai dari pelatihan untuk calon pengantin di Puskesmas yang melibatkan PLKB dan KUA, kelas singkat bagi ibu menyusui baru, kelas untuk ibu hamil, ibu dengan balita, kegiatan Posyandu, hingga perawatan pascapersalinan. Kelas ibu hamil diadakan secara daring melalui WhatsApp dan juga secara reguler secara luring di Posyandu atau Puskesmas.
Di samping itu, ada juga kelas untuk ibu balita yang berisiko stunting serta layanan pijat bayi dan balita untuk merangsang pertumbuhan mereka yang dilakukan oleh fisioterapis yang mengunjungi rumah anak berisiko stunting.
Selain itu, terdapat program “Gemar Asik” (Generasi Remaja Anti Rabi Gasik) dan “Semut Merah” (kegiatan minum tablet penambah darah setiap Jumat) yang ditujukan untuk remaja perempuan. Langkah ini juga didukung oleh inisiatif “Minti Jambul” yang bertujuan untuk membangun minimal tiga jamban setiap bulan.
Kepala Bappeda Temanggung Hendra Sumaryana menjelaskan, bahwa sebelumnya, sebelum implementasi program “Anting Emas”, pada 2024 terdapat sekitar 19 ribu keluarga berisiko stunting dari total populasi yang mencapai 811.798 jiwa. Namun, menurut data e-PPGBM pada April 2025, prevalensi stunting telah menurun menjadi 13,98% atau sekitar 5.906 balita, menunjukkan tren penurunan yang signifikan sejak inovasi tersebut diterapkan.
Sumber: jatengprov.go.id
Komentar