Kasus DBD di Gunungkidul Naik Drastis

Kasus DBD di Gunungkidul Naik Drastis Petugas kesehatan menangani pasien DBD di RSUD Simpang Lima Gumul, Kediri, Jatim, Kamis (17/1). (Foto: Antara Foto/Prasetia Fauzani)

Gunungkidul - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melonjak tajam pada Januari 2019 dibanding periode sama tahun sebelumnya. Terjadi 37 kasus selama bulan lalu.

"Sampai akhir Januari 2019, ada 37 kasus. Kalau pas Januari tahun lalu, hanya 19 kasus," ujar Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul, Priyanta Madya Satmaka, Senin (4/1).

Baca juga:
Sejak Awal 2019, Terjadi 109 Kasus DBD di Sragen
12 Warga Jateng Meninggal karena DBD
Salatiga Tetapkan Status Siaga DBD

Kasus terbanyak terjadi di Kecamatan Karangmojo dan Wonosari. Namun, sampai kini belum ada korban jiwa. "Semoga tidak ada," ucap dia berharap.

Menurutnya, cuaca menjadi penyebab penyingkatan kasus DBD. Apalagi, pada bulan-bulan masuk puncak siklus.

"Puncak siklus bulanan DBD pada umumnya, bulan Januari hingga Maret, karena seiring dengan curah hujan yang tinggi," terangnya.

Meminimalisir jatuhnya korban, Dinkes menggalakkan gerakan satu rumah, satu kader juru pemantau jentik (jumantik). Masyarakat pun diharap melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan menguras, mengubur, dan menutup tempat-tempat yang kemungkinan menjadi sarang serta jentik nyamuk (3-M).

"Selain itu kami juga mengajak masyarakat untuk menanam tanaman lavender dan serai di pekarangan rumahnya. Karena lavender dan serai, masuk kategori tanaman pengusir nyamuk," tutup Priyanta.