"Jurus" Jateng Capai Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen

Tengah Sri Puryono KS saat dialog interaktif "Idola Business Gathering" di Hotel Ciputra Semarang, Kamis (5/9/2019). Hadir pula sebagai narasumber Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jateng, Frans Kongi, Ekonom Undip Firmansyah, dan Kepala Grup Advisor dan Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia Iss Savitri Hafid.

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) mendorong tiga program prioritas. Guna merealisasikan target pertumbuhan ekonomi tujuh persen.

Ketiganya adalah, pengembangan Kawasan Industri Kendal (KIK), Kawasan Industri Brebes, dan pengelolaan pariwisata. "Khususnya Borobudur dan sekitarnya," ujar Sekretaris Daerah Jateng, Sri Puryono, di Kota Semarang, Kamis (5/9).

KIK, tambah dia, sedang menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Diklaim bakal menyerap 20 ribu-60 ribu tenaga kerja.

Sedangkan di Brebes, telah disediakan lahan sekitar 3,700 hektare. Untuk mewujudkan kawasan industri anyar.

Adapun upaya pengembangan Borobudur seperti membangun tol Solo-Yogyakarta. Juga peningkatan jalan di jalur Purworejo-Yogyakarta dan fasilitas pendukung lainnya.

"Kata kuncinya, kita memberikan kemudahan dalam perizinan, diberikan insentif kepada para investor, ada peningkatan SDM, dan jangan lupakan kearifan lokal dan potensi daerah," tuturnya.

Pur, panggilannya, melanjutkan, Jateng relatif kondusif. Pun memberikan insentif kepada pelaku usaha. Sehingga, prospeknya cerah sebagai tempat investasi.

Sementara, Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi BI, Iss Savitri Hafid, menilai, sulit merealisasikan pertumbuhan ekonomi tujuh persen. Tantangannya beragam.

Kendati begitu, dia berpandanga, ada beberapa faktor yang mendukung di Jateng. Seperti lokasi strategis, ada perbaikan dan pembangunan infrastruktur, serta terdapat beberapa kawasan industri.

"Pengembangan kawasan industri memang bisa menjadi modal ke depan, tetapi masih ada beberapa kendala. Misalnya, pembangunan pelabuhan di Kendal dan akses jalan," ucapnya, mengutip situs web Pemprov Jateng.