Ini 24 Desa/Kelurahan di Sukoharjo yang Rawan Banjir

Ini 24 Desa/Kelurahan di Sukoharjo yang Rawan Banjir Ilustrasi/Foto: Flickr, by: Adhi_003

SUKOHARJO-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukoharjo menginformasikan ada 24 desa/kelurahan yang berpotensi banjir jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi.

BPBD menghimbau warga di wilayah zona merah rawan banjir untuk segera meningkatkan kewaspadaan.

Kepala BPBD Sukoharjo, Sri Marwanto mengatakan, desa maupun kelurahan rawan banjir tersebar di lima kecamatan meliputi Grogol, Polokarto, Mojolaban, Weru, Sukoharjo, dan Kartasura. Perinciannya:
- Kecamatan Weru: Desa Karakan dan Desa Grogol
- Kecamatan Grogol: Desa P andeyan, Desa Telukan, Desa Kadokan, Desa Langenharjo, Desa Pondok, Desa    Sanggrahan, dan Desa Madegondo.
- Kecamatan Polokarto: Desa Bugel, Desa Pranan, Desa Ngombakan, Desa Karangwuni, Desa Mranggen, dan    Desa Bakalan.
- Kecamatan Mojolaban: Desa Laban, Desa Tegalmade, Desa Palur, Desa Gadingan, Desa Plumbon, dan Desa Wirun,
- Kecamatan Sukoharjo: Kelurahan Sukoharjo, Kelurahan Jetis, dan Kelurahan Bulakrejo

 "Wilayah rawan banjir ini merupakan langganan banjir setiap musim penghujan karena berada di bantaran sungai. Banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo dan sungai lainnya," ujarnya, dikutip dari Solopos.com, Rabu (18/12).

Banjir di Grogol, lanjut Sri, lebih banyak karena luapan Sungai Bengawan Solo dan sebagian Sungai Samin. Begitu pula dengan Polokarto.

Banjir di Polokarto diakibatkan karena luapan Sungai Samin. Hal ini terjadi karena air dari SUNGAI Samin tak mampu mengalir ke Sungai Bengawan Solo.

"Ketinggian muka air Kali Samin lebih rendah dibanding tinggi muka air Sungai Bengawan Solo sehingga terjadi back water," katanya.

Banjir di Mojolaban juga akibat meluapnya Sungai Bengawan Solo. Berbeda dengan Weru, banjir diakibatkan meluapnya Sungai Siluwur dan Sungai Situri.

Selain banjir akibat luapan air sungai, lanjut sri, beberapa wilayah juga rawan terjadi genangan akibat tak maksimalnya sistem drainase. Genangan ini terjadi di wilayah perkotaan lantaran drainase tak mampu menampung air hujan yang turun begitu deras.