Gubernur Gercep Tangani Aspirasi Perempuan dan Disabilitas,
Gubernur Gercep Tangani Aspirasi Perempuan dan Disabilitas, Musrenbangwil Banyumas
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Wilayah (Musrenbangwil) untuk eks-Keresidenan Banyumas menjadi penutup penting setelah serangkaian kegiatan di lokasi lain sebelumnya.
Dalam acara yang diadakan di Banyumas, Gubernur Jateng Ahmad Luthfi, mendengarkan aspirasi serta masukan, termasuk dari kelompok rentan, serta saran dari bupati di wilayah eks-Keresidenan Banyumas.
Devit Kurniawan, perwakilan penyandang disabilitas Indonesia dari Banyumas, menekankan pentingnya hak yang setara bagi penyandang disabilitas. Dia mengungkapkan kesulitan yang dialami saat mengakses layanan publik, termasuk terbatasnya akses yang tersedia.
“Kami sebenarnya mampu, tetapi hambatan akses menghalangi kemampuan kami untuk berperan. Misalnya, dalam mengurus dokumen seperti KTP dan KK. Meskipun saat ini ada opsi online, tetap diperlukan kunjungan ke kantor secara langsung,” ujar Devit di acara tersebut.
Dia berharap bahwa kedepannya, Jateng secara umum dan Banyumas secara khusus, akan memberikan kemudahan bagi penyandang disabilitas. Salah satu isu utama yang sering dihadapi adalah masalah pencarian kerja, sehingga dia berharap masalah ini dapat segera diatasi.
“Pernyataan gubernur tadi sangat positif, mengenai pembentukan wadah penyandang disabilitas di setiap kecamatan. Ini akan sangat membantu. Saya memimpikan setiap kecamatan memiliki organisasi penyandang disabilitas. Kenapa? Agar bisa menjawab kebutuhan mereka, baik dari segi keterampilan. Jika ada kebutuhan modal, bisa dihimpun di sana lalu diajukan ke kecamatan, dan kemudian ke kabupaten,” tambahnya.
Yatimah, perwakilan perempuan Banyumas, menyatakan bahwa organisasinya, Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (Pekka), berharap bisa berkolaborasi dengan pemerintah.
Dia menjelaskan, di dalam Pekka, banyak perempuan yang perlu diberdayakan. Mereka sering kali menjadi tulang punggung keluarga yang menggantikan suami.
“Di Pekka terdapat banyak perempuan kepala keluarga, bukan hanya karena suami mereka meninggal atau bercerai. Ada juga yang suaminya merantau tanpa kabar. Secara otomatis, mereka menjadi pencari nafkah utama. Beberapa perempuan memiliki suami yang mengalami sakit kronis, sehingga mereka harus berfungsi sebagai pencari nafkah. Atau perempuan yang mempunyai suami, tetapi tidak mendapatkan perhatian. Termasuk di dalamnya adalah para korban KDRT dan isu lainnya,” jelas Yatimah.
Dia menambahkan, Pekka telah terbentuk di tiga kecamatan, yaitu Banyumas, Patikraja, dan Kebasen. Kecamatan selanjutnya yang diharapkan adalah Somagede.
“Insya Allah, tahun ini kami berharap bisa menjangkau empat kecamatan dengan total anggota mencapai 400 orang,” ucapnya.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyampaikan, dalam Musrenbangwil untuk eks-Keresidenan Banyumas, mereka melakukan penanganan terkait masalah, khususnya untuk 2026, dengan menciptakan kerangka dasar untuk menjadikan Jawa Tengah sebagai lumbung pangan nasional atau mencapai swasembada pangan.
Kecamatan Berdaya juga diperkenalkan sebagai solusi untuk berbagai kalangan, khususnya bagi kelompok rentan seperti penyandang disabilitas. Saat ini, banyak kabupaten dan kota berusaha membentuk Kecamatan Berdaya.
“Juga sedang dibentuk Kecamatan Berdaya di tiap kabupaten/kota. Bahkan dalam waktu yang dekat, banyak yang sudah mulai melakukan hal tersebut. Surat Edaran (SE) juga sudah mulai kami terbitkan.
Sumber: Pemprov Jawa Tengah
Komentar