Gerombolan Kera Lereng Merapi Bikin Petani 'Mumet'

Gerombolan Kera Lereng Merapi Bikin Petani 'Mumet' Ilustrasi kera ekor panjang di Cikakak, Kabupaten Banyumas, Jateng, berani merusak atap demi mendapat makanan di rumah warga. (Foto: Mongabay/L. Darmawan)

Boyolali - Petani di lereng Gunugn Merapi wilayah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah (Jateng), dibuat kesal oleh kera ekor panjang. Binatang liar itu memakan seluruh tanaman di ladang.

"Kalau mereka datang, tanaman pasti ludes. Dari buahnya, batangnya, hingga daunnya," ujar petani Desa Suroteleng, Kecamatan Selo, Yoyok Sutarman (42), baru-baru ini.

"Lahan tanaman yang dirusak, juga kadang cukup luas. Bisa puluhan meter persegi," sambung dia. Berbagai tanaman sayur-mayur dimakan kera liar.

Para kera biasa datang bergerombol. Melansir solopos.com, dampak kerusakan tanaman di ladang sangat parah. 

Serangan kera sejak lama. Namun, jumlahnya kian banyak, Desember 2018. Kerusakan pun semakin luas.

"Kami tidak tahu, apakah mereka turun akibat aktivitas Gunung Merapi yang meningkat akhir-akhir ini atau memang di lereng bagian atas kekurangan sumber makanan," ucapnya.

Pernyataan serupa disampaikan petani lain, Bero (25). Pemuda tani itu mengungkapkan, satu kelompok kera bisa mencapai 50 ekor.

Tiap gerombolan menyerang lahan berbeda. Petani berupaya menanam kembali, bila masih memungkinkan. "Kalau tidak, saya biarkan rusak," terangnya.

Hingga Permukiman
Para kera turut menyasar ladang yang dekat permukiman warga. Petani tak bisa berbuat banyak. Cuma menghalau, agar menjauh.

Mereka pun memasang jaring di sekeliling ladang. Sebagian menempatkan anjing. Bisa juga berpatroli secara bergantian. Berharap kera liar tak kembali.

Sementara, Dinas Pertanian (Distan) Boyolali tak berbuat banyak. Alih-alih prihatin, justru memaklumi aksi para kera.

"Namanya juga hewan. Kalau lapar, pasti cari makan," dalih Kepala Distan Boyolali, Bambang Jiyanto.

Tak berkuasa, alasan lain Distan tak responsif. "Kewenangan pengendaliannya ada di BKSDA," tandas dia.