Ganjar Anggap Tiada Guna Ikut Aksi 22 Mei

Ganjar Anggap Tiada Guna Ikut Aksi 22 Mei Massa Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat menggelar demo di depan Gedung Bawaslu, Jakarta, Selasa (21/5), dengan tuntutan mendiskualifikasi pasangan Jokowi-Ma'ruf. (Foto: Twitter/@ardi_riau)

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, menilai, tiada alasan mengikuti aksi 22 Mei di Jakarta. Pangkalnya, hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 telah diketahui lebih awal.

"Buat apa aksi? Kan, sudah ketahuan hasilnya. Dugaan saya, orang akan berpikir ulang untuk melakukan cerita-cerita yang menyeramkan bagi masyarakat," ujarnya di Kota Semarang, Selasa (21/5).

Aksi 22 Mei dalam rangka menuntut diskualifikasi pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin sebagai peserta pemilu. Petahana dianggap melakukan kecurangan.

Sementara, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan Jokowi-Ma'ruf sebagai pemenang, dini hari tadi. Mengalahkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Selisih tingkat keterpilihan sekitar 16 jutaan suara.

Baca juga:
Rekap Suara KPU: Jokowi dan PDIP Unggul
Prabowo Tolak Hasil Pilpres 2019

Menurut Ganjar, yang dinanti kala ini ialah, pernyataan meneduhkan dari para elite. Terkait hasil rekap. Sehingga, tak perlu gerakan yang memicu perpecahan.

Prabowo telah berkomentar terkait aksi 22 Mei. Selain menolak hasil rekap KPU. Dirinya mendukung demo tersebut. Peserta juga disarankan menjaga keamanan dan ketertiban umum.

Di sisi lain, Ganjar berpandangan, situasi masyarakat Jateng masih kondusif. Mengutip situs web resmi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng, tiada keramaian dan keributan berarti.

"Mungkin, ini karena berkah puasa. Jadi, banyak yang bisa menahan diri," ucapnya. "Itu menyenangkan buat kita," imbuh dia.

Imbauan Sultan
Anjuran tak jauh berbeda disampaikan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X. Dirinya mengajak seluruh elemen menginisiasi rekonsiliasi. Khususnya kontestan "demokrasi prosedural".

"Bagi warga masyarakat DIY, saya berharap dengan penuh kepercayaan, hendaknya mengeratkan kembali kohesi sosial. Membangun kebersamaan dengan semangat Jogja Istimewa," tuturnya di Gedhong Wilis, kompleks Kepatihan.

Sultan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat itu, pun menyampaikan selamat kepada Jokowi-Ma'ruf. Sedangkan Prabowo-Sandi, melansir laman resmi Pemprov DIY, disarankan mengedepankan sikap kesatria.

"Kalaupun masih dirasa ada keberatan, hendaknya ditempuh melalui jalur hukum. Dengan dukungan bukti-bukti yang sah dan meyakinkan," paparnya.

Baca juga:
Aksi 22 Mei, Gerindra Takkan Mengerahkan Massa
PAN Ambil Jalan Berbeda soal Aksi 22 Mei
Polda Jateng Berlakukan Siaga I

Tiada Mobilisasi
Sementara itu, Polda DIY mencatat, belum ada mobilisasi massa ke Jakarta. Hingga hari ini.

"Yang sifatnya rombongan, belum terpantau," ungkap Kabid Humas Polda DIY, AKBP Yuliyanto. Karenanya, situasi dan kondisi diyakini aman.

Kendati demikian, mencuplik detik.com, kepolisian tetap bersiaga. "Penjagaan dan patroli tetap dilakukan," tandasnya.