Curahan Hati Wagub Jateng atas Kepergian Mbah Moen

Curahan Hati Wagub Jateng atas Kepergian Mbah Moen Wagub Jateng, Taj Yasin, mengemudikan ayahandanya, Maimun Zubair, kala hendak menuju TPS pada Pemilu 2019. (Foto: Instagram/@tajyasinmz)

SEMARANG - Wakil Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Taj Yasin, terpukul atas meninggal ayahandanya, Maimun Zubair. Di Makkah, Saudi Arabia. Selasa (6/8) dini hari waktu setempat.

Dalam akun Instagram @tajyasinmz, sebagaimana dikutip PosJateng, dia menuliskan kalimat kedukaan. Mendalam.

"Berbeda sekali tatapan raut wajahmu tatkala aku bersimpuh sungkem dan menatap wajahmu, ada yang engkau tahan dari guratan wajahmu dibalik senyum terindah yang belum pernah aku lihat sebelumnya," demikian penggalan isi keterangan akun Gus Yasin, sapaannya.

Baca: Mbah Moen Berpulang di Tanah Suci

"Ada air mata aku rasakan dalam pandanganmu, seketika aku tundukkan wajahmu sambil menitik air mataku," penggalan isi lainnya.

Kalimat terakhir, "Bah, sejak saat itu sebenarnya ada rasa kehilangan yang teramat dalam seumur hidupku melepas keberangkatanmu menunaikan ibadah, berbeda sekali dengan biasanya."

Untaian kalimat tersebut, menggambarkan kenangan Gus Yasin. Kala mengantar ayahandanya berangkat haji. Minggu (28/7) lalu.

Kenangan Ganjar
Sementara, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, menyampaikan belasungkawa. "Kita berdoa. Semoga Mbah Moen husnulkhatimah," katanya.

Dia mengklaim, bergetar dan merinding. Mendengar kabar duka ini. Lantaran dekat dengan almarhum.

Lantas mengenang ihwal perjumpaannya dengan Mbah Moen. Di Sarang, Rembang. Sebelum salat asar.

"Awalnya, saya mau salat di masjid. Tapi, dilarang sama muridnya Mbah Moen. Katanya, 'Mas Ganjar disuruh nunggu dulu'. Akhirnya, saya nunggu. Cukup lama," tuturnya.

Sepuluh menit berselang, Mbah Moen keluar dari kamar. Juga menolak ajakan para santrinya. Melaksanakan salat di masjid.

Pengasuh Ponpes Al Anwar Rembang ini, memilih salat bersama Ganjar. Di kamar. "Setelah doa, Beliau mendoakan saya. Itu kenangan yang paling saya ingat," ucapnya.

Menurutnya, Mbah Moen merupakan figur nasionalis. Selain ulama rendah hati dan penyayang.

"Tidak pernah saya melihat ada pikiran-pikiran atau ucapan buruk. Yang disampaikan Mbah Moen," tuntas Ganjar, melansir laman resmi Pemprov Jateng.

Jenazah almarhum rencananya dimakamkan di Makkah. Setelah sebelumnya disemayamkan di Baitulharam.

Hasil musyawarah keluarga menyimpulkan, Mbah Moen akan dimakamkan Ma'la. Dekat makam Sayidah Khodijah Al Kubro; Sayid Alawi Al Maliki, guru beliau; Buya Sayid Muhammad Alawi Al Maliki; serta Habib Salim As Syathiry.