Curah Hujan Tinggi Sebabkan Sejumlah Harga Kebutuhan Pokok di Purwokerto Naik

Curah Hujan Tinggi Sebabkan Sejumlah Harga Kebutuhan Pokok di Purwokerto Naik Aktivitas perdagangan di Pasar Manis, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. ANTARA

PURWOKERTO-Tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir telah menyebabkan harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat di pasar tradisional, Purwokerto, merangkak naik akibat minimnya pasokan.

Berdasarkan pantauan di Pasar Manis Purwokerto, Jumat (06/03), harga bawang merah yang sebelumnya sebesar Rp35.000 per kilogram, naik menjadi Rp40.000/kg.

Selain itu, harga cabai merah besar naik dari Rp50.000/kg menjadi Rp55.000/kg, cabai merah keriting naik dari Rp40.000/kg menjadi Rp43.000/kg, dan harga cabai rawit merah naik dari Rp40.000/kg menjadi Rp43.000/kg.

Sementara harga bawang putih kating bertahan pada kisaran Rp50.000/kg setelah sempat turun secara bertahap dari Rp70.000/kg menjadi Rp45.000/kg.

Salah seorang pedagang di Pasar Manis, Yuni mengatakan kenaikan harga beberapa kebutuhan masyarakat itu terjadi karena pasokan ke pedagang besar mengalami penurunan.

"Mungkin karena beberapa hari terakhir sering terjadi hujan sehingga pasokan dari petani ke pedagang besar berkurang, akhirnya terjadi penyesuaian harga," katanya.

Ia mengharapkan pasokan berbagai komoditas pertanian tersebut dapat segera kembali normal karena saat sekarang sudah mendekati bulan Ramadhan.

"Biasanya sebelum bulan Ramadhan, terjadi lonjakan permintaan dari masyarakat untuk menyelenggarakan selamatan maupun hajatan. Kalau pasokannya tetap minim, harga akan semakin melonjak, yang repot tidak hanya pembeli, pedagang pun akan kerepotan," katanya.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto Samsun Hadi mengakui kenaikan harga yang terjadi pada bulan Februari telah berdampak terhadap inflasi di Purwokerto sebesar 2,95 persen dan Cilacap sebesar 2,30 persen.

Kendati demikian, dia mengatakan inflasi di Purwokerto dan Cilacap pada bulan Februari 2020 masih terkendali dan berada dalam rentang sasaran inflasi nasional sebesar 3 persen plus minus 1 persen.

"Pada Maret 2020, Purwokerto dan Cilacap diperkirakan mengalami inflasi. Inflasi diindikasi bersumber dari kenaikan harga komoditas kelompok makanan, minuman, dan tembakau seiring dengan belum masuknya musim panen beberapa komoditas, serta masih meningkatnya harga bawang putih seiring dengan terbatasnya impor dari Tiongkok," katanya.

Sebagai upaya pengendalian harga, kata dia, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Banyumas telah melakukan beberapa kegiatan di antaranya pemantauan harga rutin terutama komoditas bahan pangan strategis seperti beras, daging ayam ras, telur ayam ras, dan komoditas hortikultura.

Menurut dia, fokus pengendalian inflasi yang dilakukan TPID Kabupaten Banyumas pada tahun 2020, antara lain peningkatan pasokan bahan makanan terutama beras dan cabai merah serta koordinasi antardaerah dalam pengendalian inflasi.

"Hal yang sama juga dilakukan oleh TPID Kabupaten Cilacap dalam rangka pengendalian inflasi di daerah itu," katanya. (Ant)