Cuaca Ekstrem di Jateng Makan Korban Jiwa

Cuaca Ekstrem di Jateng Makan Korban Jiwa Ilustrasi. (Foto: Pixabay)

Semarang - Hujan deras dan angin kencang menerpa sejumlah daerah di Jawa Tengah (Jateng) pada Sabtu-Minggu (23-24/3). Kerugian materiel dan imateriel tak terhindarkan. Seperti yang menimpa Melsi (21), misalnya.

Nyawa mahasiswi Sekolah Tinggi Theologia Sangkakala (STTS) ini, tak tertolong kala menerjang banjir di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Sabtu siang. Kala itu, dia bersama kedua rekannya tengah menuju Candi Gedong Songo.

Mulanya, kata Kasatlantas Polres Semarang, AKP Agus Martinus, Melsi berboncengan dengan rekannya, Marcerio Britama Putra (19). Menggunakan sepeda motor dari Kota Salatiga.

Setibanya di tanjakan sebelum kawasan candi, turun limpasan air hujan dari atas. Sangat deras. Air bah mendorong motor yang dikendarai korban. Meli pun oleng ke kiri dan jatuh.

Marcerio berupaya membantu Melsi yang kesulitan bangkit. Kakinya tersangkut standar motor. Tak lama berselang korban terseret arus dan masuk saluran air. Hingga 300 meter.

"Warga menemukan jenazah korban di depan SD Neger 3 Ngipik, Desa Candi. Setelah itu, warga melapor ke Polsek Bandungan," ujarnya, baru-baru ini.

Kata Agus, Melsi meninggal kepalanya terbentur saluran air saat terseret arus air. Dia merupakan warga Kelurahan Sungai Lunuk, Kecamatan Tanah Siang, Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah.

Nestapa turut menimpa warga Desa Kedungmalang, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara. Sebanyak 10 rumah penduduk rusak akibat angin puting beliung, Sabtu malam.

Lima orang juga terluka. Mereka terdiri dari satu keluarga: Watik (35), Dika (7), Sendi (11), Aulia (1), dan Aisya (2). Para korban kini mengungsi di rumah kerabatnya, setelah menjalani perawatan di RS Kumalasiwi Pecangaan.

"Korban sudah bisa rawat jalan," ucap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jepara, Arwin Noor Isdiyanto. Petugas sempat ke lokasi, pagi tadi. Mengecek kondisi rumah yang rusak sekaligus menaksir kerugian dan menyalurkan bantuan.

Angin kencang juga bertiup kencang di Kabupaten Rembang, pagi tadi. Patung Pangeran Diponegoro di gapura perbatasan Jateng-Jawa Timur, Desa Temperak, Kecamatan Sarang, pun roboh.

Patung berbahan tembaga roboh diduga akibat besi penopang keropos. Nihil korban jiwa akibat insiden tersebut. "Namun, pemprov mengalami kerugian materiel," kata Kapolsek Sarang, AKP I Made Hartawan.

Puing patung masih berceceran di sekitar lokasi hingga siang tadi. Petugas telah memasang garis polisi. Mencegah tindakan yang tidak diinginkan.