BP3AKB Jateng Bakal Selidiki Kasus Pembalut Rebus

BP3AKB Jateng Bakal Selidiki Kasus Pembalut Rebus Ilustrasi. (Foto: theconversation.com)

Semarang - Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Jawa Tengah (BP3AKB Jateng) sedang mencari informasi terkait kasus pemuda yang mabuk rebusan pembalut.

"Yang kami tahu sebelumnya nge-fly dengan obat batuk dengan dosis banyak, kemudian ngelem. Ini kaget, kok, bisa menemukan cara yang ekstrem," ujar Pelaksana Seksi Perlindungan Anak BP3AKB Jateng, Isti Ilma Patriani, di kantornya, Kota Semarang, Kamis (8/11).

Keprihatinan muncul, lantaran pecandu rebusan pembalut tersebut merupakan remaja usia 14-16 tahun. "Kami akan cari banyak informasi di kabupaten/kota mana saja," jelasnya.

"Kami akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan Dinas Pendidikan, karena mereka mitra kita di pelayanan terpadu," sambung Isti.

Nantinya, terang dia, BP3AKB akan melakukan pencegahan sesuai tugas pokok dan fungsinya (tupoksi). Sebab, para pengguna merupakan anak jalanan yang kemungkinan memiliki permasalahan dengan keluarga.

Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jateng menemukan kasus remaja merebus pembalut sebagai pengganti sabu. Kasus terbongkar berdasarkan laporan masyarakat.

"Rata-rata, mereka ini tinggal di pinggiran kota. Tidak mampu beli sabu, tapi ingin nyabu. Makanya, mereka bereksperimen," ujar Kepala Bidang Pemberantasan BNNP Jateng, Suprinarto, Rabu (7/11).