Aktivitas Gunung Merapi Masuk Fase Baru

Aktivitas Gunung Merapi Masuk Fase Baru Gunung Merapi. (Foto: Instagram/@btngunungmerapi)

Yogyakarta - Aktivitas Gunung Merapi kini memasuki fase baru. Guguran lava dan awan panas guguran per 29 Januari 2019. Namun, statusnya tetap waspada atau level dua. 

Sejak akhir bulan lalu sampai kini, kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, Merapi mengeluarkan 12 kali awan panas. Tiga kali pada hari pertama dengan jarak luncur maksimum 1.400 meter.

Lalu, satu kali dengan jarak luncur 2.000 meter, 7 Februari dan sekali dengan jarak luncur 400 meter, 11 Februari. "Terbanyak 18 Februari, tujuh kali dengan jarak luncur maksimum 1.000 meter," ujarnya via keterangan tertulis, Kamis (21/2).

Baca Juga:
Status Waspada Merapi Terpanjang
Aktivitas Merapi Pengaruhi Cuaca Ekstrem di Sleman
Magelang Siap Tampung Pengungsi Merapi dari Boyolali

Material ekstrusi lava Merapi sebagian besar membentuk guguran lava, selain awan panas guguran. Volume kubah lava mencapai 461 ribu meter kubik sejak 22 Januari.

Menurut dia, aktivitas tersebut belum mengancam keselatan penduduk di permukiman yang berjarak 4,5 kilometer dari puncak. Sebab, jarak luncur maksimum cuma 2.000 meter. Potensinya pun di bawah 3.000 meter.

"Apabila terjadi atau berpotensi terjadi awan panas dengan jarak luncur melebihi 3.000 meter, maka rekomendasi tingkat aktivitas akan dievaluasi," imbuhnya.

Siapkan Penanganan
Di sisi lain, Hanik mengimbau masyarakat dan pemerintah mempersiapkan prosedur penanganan darurat terhadap aktivitas di alur Kali Gendol dan sekitarnya. Pasalnya, guguran lava kerap mengarah ke sana.

Warga pun mewaspadai bahaya lahar, terutama kala hujan, meski penduduk di kawasan rawan bencana (KRB) III dianjurkan tenang dan beraktivitas seperti biasa. "Yang perlu diantisipasi, adalah adanya gangguan akibat abu vulkanik," tuntasnya.