300 Ribu Petani Jateng Belum Terdata

300 Ribu Petani Jateng Belum Terdata Ilustrasi. (Foto: Pixabay)

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) mengklaim, mayoritas petani di wilayahnya telah terdata. Tersisa 300 ribu dari 2,8 juta orang. Ini merujuk jumlah penyaluran kartu tani.

"kurang 300 ribuan saja petani yang belum menerima kartu itu. Dan bulan ini, sudah ada 194.871 kartu yang dalam proses pembagian," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Ditanbun) Jateng, Suryo Banendro, di Kota Semarang.

Baca juga:
Terjadi Kesalahan Data Pertanian di Jateng
Pemprov Jateng Perbaiki Data Pertanian

Dia mengklaim, kartu tani guna memastikan distribusi subsidi tepat sasaran. Juga untuk mengetahui jumlah pasti petani, varietas yang ditanam, dan luas tanam.

Dengan begitu, produksi pertanian terpantau baik. "Sehingga, kebijakan-kebijakan yang diambil akan sesuai dengan kebutuhan di lapangan," tuturnya.

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, menambahkan, kartu tani diluncurkan sejak 2015. Tak sekadar mencakup pembagian pupuk bersubsidi. Namun, mencakup pendataan secara komprehensif dan faktual.

Dirinya pun sesumbar, hanya Jateng yang data pertaniannya lengkap. Alasannya, mengetahui data valid ihwal jumlah petani, tanaman yang dikembangkan, dan luasannya.

"Sehingga, memengaruhi kebijakan selanjutnya. Baik soal pupuk, pemasaran, asuransi petani, dan lain sebagainya," ucapnya.

Ganjar melanjutkan, pemprov memiliki program lain di sektor pertanian. Sistem Informasi harga dan Produksi Komoditi (SiHati) serta pasar daring Rego Pantes.

"Kami juga sudah menyiapkan Program Sistem Logistik Daerah (Sislogda). Sebagai upaya optimalisasi produk pangan di Jateng. Dari hulu ke hilir," katanya, mengutip laman Pemprov Jateng.

"Kalau datanya sudah baik melalui kartu tani, kemudian pemasaran produk. Baik menggunakan SiHati dan Rego Pantes. Dan kemudian Sislogda berjalan, maka ketahanan pangan Jateng dipastikan aman," tutup Ganjar.