3.039 Balita di Kabupaten Pekalongan Stunting

3.039 Balita di Kabupaten Pekalongan <i>Stunting</i> Ilustrasi. (Foto: Kemenkes)

PEKALONGAN - Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah (Jateng), belum terbebas dari masalah gagal tumbuh kembang anak (stunting). Kasus terbesar terjadi di Desa Sabarwangi, Kecamatan Kajen.

"Di Desa Sabarwangi ini, ada 30 kasus dari 115 bayi dan balita. Yang telah dilakukan pengukuran," ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pekalongan, Setiawan Dwi Antoro, Rabu (4/9).

Karenanya, pemerintah kabupaten (pemkab) menjadikan Desa Sabarwangi sebagai lokasi pencanganan rembuk stunting. Kegiatan membahas hasil analisis dan situasi, rancangan rencana kegiatan, hingga aksi.

"Semua harus bersama-sama dalam rangka penurunan angka stunting di Kabupaten Pekalongan. Dari seluruh data yang ada, harus dilakukan intervensi bersama antar-OPD (organisasi perangkat daerah)," tuturnya.

"Kalau ada penyakit, kita obati. Kita undang juga dokter spesialis anak. Untuk melakukan validasi dari pengukuran yang sudah dilakukan oleh ibu-ibu kader," tambah dia.

Sementara, Merujuk data Dinkes, sebanyak 3.039 balita di Kabupaten Pekalongan mengalami stunting pada 2019. Mencuplik Tribun Jateng, tersebar di 10 desa pada empat kecamatan.

Perinciannya: Desa Curugmuncar, Simego, Gumelem, Kayupuring, Tlogopakis, Songgodadi, dan Kasimpar di Kecamatan Petungkriyono; Desa Lambangelun, Kecamatan Paninggaran; Desa Pantirejo, Kecamatan Kesesi; serta Desa Sumurjomblangbogo, Kecamatan Bojong.

Kendati begitu, Program Pengentasan Stunting 2020 dianggarkan untuk 12 desa di enam kecamatan. Mencakup Desa Sabarwangi, Kajen; Desa Jeruksari, Karangjompo, dan Tegaldowo di Tirto; Desa Sukorejo, Srinahan, dan Sidosari di Kesesi; Desa Bligorejo dan Rogoselo di Doro; Desa Bojongkoneng, Kandangserang; serta Desa Kalilembu, Karangdadap.