Pertanian Perkotaan Mataram Potong Mata Rantai Niaga

Pertanian Perkotaan Mataram Potong Mata Rantai Niaga Pertanian perkotaan di bantaran Sungai Ciliwung, Jakarta. (Foto: Kementan)

MATARAM - Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengembangkan pertanian perkotaan. Program melibatkan sejumlah kelompok tani (poktan). Mengembangkan aneka sayuran.

"Di sini, petani menjual langsung hasil panennya ke masyarakat sekitar. Rata-rata penjualan komoditas sayuran buah dan umbi per hari mencapai 50 kilogram," ucap Kasi Pengambangan Produksi Hortikultura Kota Mataram, Rihul Jannah.

Hal tersebut, menurutnya, berdampak terhadap harga kompetitif. Pangkalnya, memotong rantai niaga. "Harga di tingkat konsumen tidak terlalu mahal. Namun, petani tetap mendapatkan keuntungan," imbuh dia.

Sementara, Ketua Poktan Kuntum, Japri, menyatakan, pihaknya membuka peluang bagi seluruh kalangan. Untuk belajar budi daya di kebunnya.

Dirinya melanjutkan, telah mendirikan Asosiasi Petani Cabai. Agar posisi tawar lebih kuat. Pola tanam pun kian tertata.

"Saya sedang mencoba terobosan baru. Mendirikan pasar lelang cabai. Saat ini sudah beroperasi  seminggu sekali. Dengan kapasitas cabai 500 kilogram sekali transaksi," tuturnya via siaran pers yang diterima, Sabtu (14/9).

Japri berharap, pihaknya diberikan fasilitasi pengembangan kawasan dari pemerintah. Harapannya, "Kita bisa mandiri cabai dan bawang merah."

Di sisi lain, Ditjen Hortikultura Kementan menyalurkan beragam bantuan ke Kota Mataram pada 2019. Seperti pengembangan kawasan cabai rawit 30 hektare, cabai besar 20 hektare, dan bawang Pertamerah lima hektare.

Plt. Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Sukarman, melanjutkan, bantuan tersebut sebagai bentuk dukungan pengembangan pertanian perkotaan. Dengan memaksimalkan lahan tidur.