Pemerintah yakin vaksinasi Covid-19 selesai sesuai target

Pemerintah yakin vaksinasi Covid-19 selesai sesuai target Menkes, Budi Gunadi Sadikin, saat mengikuti Program Vaksinasi Covid-19 di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/1/2021). Dokuemntasi Setpres

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) optimistis Indonesia bebas Covid-19 pada 2022. Alasannya, upaya menekan penyebaran kasus masih sesuai rencana, termasuk program vaksinasi.

Juru bicara Vaksin Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmidzi, mengatakan, lebih dari 900.000 tenaga kesehatan (nakes) sudah terdata untuk divaksin. Sebanyak 750.000 di antaranya telah mengikuti program imunisasi.

"Kita masih sampai Februari, ya, untuk vaksinasi ini. Tentunya masih cukup waktu untuk kita menyelesaikan dan masih on the track," katanya, Senin (8/2).

Pemerintah yakin vaksinasi kepada nakes akan berjalan sesuai rencana karena tidak ada yang menolak. Banyaknya tokoh masyarakat yang bersedia mengikuti imunisasi pun memudahkan pelaksanaannya.

"Jadi, kita cukup optimis karena hampir seluruh masyarakat mau membantu kita melaksanakan vaksinasi," jelasnya.

Karenanya, Kemenkes tidak sepakat dengan prediksi Bloomberg, pandemi di Indonesia baru akan berakhir 10 tahun lagi berdasarkan jumlah orang yang divaksin setiap hari.

"Kan, kita tahu, bahwa kita itu roadmapnya 15 bulan," ucapnya. "Kalau bisa kita optimalkan menjadi 12 bulan sesuai arahan Bapak Presiden."

Siti melanjutkan, sebanyak 1,5 juta nakes ditargetkan mengikuti vaksinasi hingga akhir Februari. Jumlah sasaran yang hendak dicapai selanjutnya 17,4 juta nakes.

"Selain terkait target, juga kapan ketersediaan vaksinnya. Kami juga melakukan berbagai akselarasi untuk meningkatkan kemampuan melakukan vaksinasi masyarakat. Jadi, tidak bisa dinilai secara linear saja," terangnya.

Dia lalu membeberkan upaya mempercepat program vaksinasi. Pertama, menambah vaksinator dari yang ada sekarang sebanyak 31.000 orang. "Akhir Maret akan mencapai 81.000," ujarnya.

Kemudian, memperbanyak fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) lokasi penyuntikan. Hingga kini baru dilaksanakan di 11.000-an lokasi, dari rumah sakit (RS), klinik, puskesmas, hingga kantor kesehatan pelabuhan (KKP).

"Ini akan ditambah karena kita masih punya sekitar 10.000 lagi fasilitas layanan kesehatan yang bisa dioptimalkan," ungkapnya.

Kedua, melakukan vaksinasi secara terpusat atau massal. "Ada vaksin gotong-royong itu juga akan mempercepat perluasan dan target vaksinasi," klaimnya.

Mengenai persoalan data penerima vaksin, diselesaikan dengan mengombinasikan pendaftaran vaksin secara daring dan manual. Kemenkes menunggu data secara berjenjang dari puskesmas, Dinkes kota/kabupaten dan provinsi, hingga ke pusat. 

"Untuk mempermudah pelayanan vaksinasi, kita membuka aksesnya sehingga orang bisa datang dengan membawa KTP, menyebutkan nomor induk, ditambah dengan STR (surat tanda registrasi), dia sudah bisa mendapatkan pelayanan vaksinasi," urainya.

Hingga kini, berdasarkan data Kemenkes, sekitar 3 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac, CoronaVac, telah tiba di Indonesia. Pun terdapat 15 juta dalam bentuk setengah jadi dan tengah menunggu izin BPOM.

"Kita juga baru datang 10 juta dosis, ya, yang akan diubah jadi vaksin di Bio Farma. Kita juga sudah punya jadwal kedatangan vaksin Sinovac lagi di akhir Februari," tandas Siti.