Pemerintah antisipasi lonjakan kasus Covid-19 seperti di India

Pemerintah antisipasi lonjakan kasus Covid-19 seperti di India Ilustrasi. Pixabay

Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 sehingga lonjakan kasus seperti di Indonesia tidak terjadi. Mengedukasi masyarakat, salah satu kiatnya.

"Kita terus-menerus mengedukasi masyarakat. Adanya larangan mudik itu, kan, salah satu upaya kita menjaga supaya mengurangi mobilitas," kata Juru bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, Selasa (20/4).

Strategi berikutnya, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro, khususnya di daerah-daerah tujuan mudik serta zona merah. Lalu, penguatan pengetesan (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment) atau 3T dengaan fokus utama daerah tujuan mudik.

"Kita tahu, bahwa vaksin, kan, memberikan perlindungan kepada individu untuk dia tidak menjadi sakit. Kalaupun sakit, tidak parah atau berakhir kematian. Itu perlindungan yang diberikan," paparnya.

Karenanya, masyarakat diharapkan menahan diri agar tidak mudik. "Peningkatan kasus selalu berhubungan dengan mobilitas yang tinggi," katanya mengingatkan.

Nadia menambahkan, pemerintah juga terus meningkatkan capaian program vaksinasi. Secara teori, 70% dari sasaran imunisasi bisa memberikan perlindungan atau menekan laju penularan. 

Dia menerangkan, sudah sekitar 17 juta dosis vaksin disuntikan hingga kini. Sebanyak 11,1 juta orang di antaranya telah menerima dosis pertama dan dosis kedua 6,1 juta. Secara kumulatif, baru vaksinasi baru menjangkau 6% target.

Jika vaksinasi semakin cepat dan banyak atau mencapai 70% populasi telah divaksin, Nadia berkeyakinan, kekebalan kelompok (herd immunity) akan terjadi. Kondisi ini diklaim menekan laju penularan Covid-19.

Tentang stok vaksin, dirinya mengungkapkan, Indonesia bakal mendapatkan dua sumber vaksin, AstraZeneca dan Sinovac, pada April 2021. Namun, AstraZeneca menunda pengiriman menyusul adanya permintaan India karena terjadinya peningkatan kasus terkonfirmasi.

"Yang seharusnya vaksin dikirim April itu baru bisa dikirimkan Mei. Jumlahnya tidak mencapai 11 juta juga, jadi akan dikirimkan kurang lebih sekitar 5 juta," ujarnya.

Dengan keterbatasan tersebut, pemerintah pun melakukan berbagai upaya. Namun, Nadia memastikan stok vaksin bertambah pada Mei dengan adanya tambahan kiriman dan peningkatan produksi Bio Farma.