NU minta masyarakat tak takut divaksin Covid-19

NU minta masyarakat tak takut divaksin Covid-19 Ilustrasi. Pixabay

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berharap, semua masyarakat Indonesia bersedia mengikuti program vaksinasi Covid-19. Pangkalnya, kegiatan ini demi kepentingan seluruh rakyat Indonesia.

"Karena tidak ada pilihan, tentunya kita pakai vaksin yang ada. Vaksin yang ada itu suatu keharusan bagi bangsa kita untuk melakukan vaksin karena kalau satu vaksin (dan) satu tidak, nanti tidak akan terjadi herd immunity," kata Ketua PBNU, Marsudi Syuhud, Rabu (24/3).

Dirinya melanjutkan, Indonesia kini menggunakan vaksin Sinovac dan AstraZeneca. Keduanya dinilai sama baiknya sehingga para kiai NU bersedia diimunisasi.

"Karena dua-duanya boleh dipakai, maka dipakai oleh para kiai. Fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) boleh, fatwa NU juga boleh," jelasnya.

Marsudi mengingatkan, manusia tidak bisa hidup masing-masing. Karena itu, imunitas menjadi penting agar terlindungi dari risiko terpapar Covid-19.

Dicontohkannya dengan warga pondok pesantren (ponpes). Mereka harus divaksin lantaran saling berinteraksi satu sama lain setiap hari.

Sekretaris Jenderal PBNU, Helmy Faishal Zaini, menambahkan, vaksinasi memiliki kedudukan tinggi dalam agama. Ia masuk kategori hifdzun nafs. "Upaya menjaga jiwa yang menjadi salah satu prinsip mendasar dari ajaran Islam."

Karenanya, dirinya berpendapat, masyarakat yang telah divaksin merupakan pahlawan kemanusiaan. Alasannya, berpartisipasi dalam mencegah dan menekan penyebaran Covid-19.

Mengenai polemik halal atau haram vaksin AstraZeneca, menurutnya, vaksin tersebut tetap wajib digunakan dalam keadaan darurat. "Ini tentu berdasarkan kajian ilmiah dari para ulama," ucapnya.

"Lembaga Bathsul Masail PWNU Jatim telah melakukan kajian yang menyatakan, bahwa vaksin AstraZeneca suci dań halal. Bahkan, para ulama NU di Jawa Timur sudah melakukan vaksinasi menggunakan AstraZeneca," tandas Helmy.