Hendropriyono Usul Sipil Jalani Wajib Militer

Hendropriyono Usul Sipil Jalani Wajib Militer Bekas Ketua BIN, Jenderal (Purn) TNI AM Hendropriyono. (Foto: Antara Foto/Aprillio Akbar)

Yogyakarta - Bekas Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono, palak dengan kontroversi dwifungsi TNI. Dirinya lantas mengusulkan wajib militer guna mengakhiri polemik.

"Daripada kita sibuk berdiskusi bertele-tele. Sudah. Mari kita sama-sama saja minta, supaya rakyat semua ikut berdwifungsi," ujarnya di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Rabu (13/3).

Kata jebolan Akademi Militer (Akmil) 1967 ini, seluruh rakyat usia 18-40 tahun wajib militer. Dengan begitu, "Rakyat juga berdwifungsi."

Pertahanan Nusantara kalah dengan negara-negara kecil, menjadi dalih eks-Ketua Umum DPN Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) ini. Dicontohkannya dengan Israel.

"Kayak Israel. Itu (pertahanan negara kuat), karena dwifungsi. Semua rakyatnya pada latihan tentara," katanya.

Meski begitu, Hendro tak memberikan jawaban luas soal wajib militer mengekang warga sipil. Dirinya malah mempertanyakan orang-orang yang menetang. Dianggapnya sebagai liberalis.

"Kapan saja negara membutuhkan, semua tinggal di apel. Berangkat. Kita berangkat bertempur. Itu kalau saya ngomong, orang-orang liberal pada teriak," tutupnya.