Ditjen PDT Genjot Akses Internet Daerah 3T

Ditjen PDT Genjot Akses Internet Daerah 3T Dirjen PDT Kemendes PDTT, Samsul Widodo. (Foto: Dok. Ditjen PDT Kemendes PDTT)

JAKARTA - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menjalin kerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dalam mengembangkan sistem IT di daerah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T). Guna mendukung desa digital dan wisata, pelayanan publik, serta produk unggulan kawasan perdesaan (prukades).

"Koordinasi dengan BAKTI Kominfo menghasilkan dukungan pemenuhan akses internet dan digitalisasi desa di daerah tertinggal atau 3T," ucap Direktur Peningkatan Sarana dan Prasarana Ditjen PDT, Agus Kuncoro.

Melalui kegiatan tersebut, pemerintah berupaya mengatasi ketimpangan akses jaringan internet. Antara kota besar dengan daerah. Khususnya daerah 3T.

"Titik utama dari pembangunan sekarang ini adalah, sejauh mana internet bisa masuk dan bisa secara berkelanjutan memberikan akses kepada daerah tersebut. Artinya, ada ketidakseimbangan antara daerah maju dengan daerah tertinggal," tuturnya.

Bakti Kominfo mengantongi informasi daerah yang belum memiliki jaringan internet. Melalui kerja sama ini, BTS baru akan dibangun di daerah tertinggal. Ditjen PDT sementara belum menggandeng swasta. Lantaran program tersebut memiliki nilai ekonomis.

Meski demikian, Direktorat Peningkatan Sarana dan Prasarana telah bersinergi dengan PT Pasifik Satelit Nusantara. Dengan membuat uji coba di kawasan Ekowisata Waerebo. Berada pada ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut dan tergolong wilayah nirsinyal (blank spot) di Kabupaten Manggarai dan Kabupaten Halmahera Timur.

Sebelumnya, masyarakat setempat mesti turun gunung dengan berjalan kaki selama dua jam. Kemudian sekitar 60 menit, menggunakan moda darat. Untuk berkomunikasi jarak jauh dan mengakses internet.

Dengan pemasangan jaringan internet pada kawasan Ekowisata Waerebo di Desa Satar Lenda, Kecamatan Satar Mese, 2 Agustus 2018, masyarakat setempat diharapkan dapat meningkatkan potensi wisata. Juga produk unggulannya.

Langkah ini sejalan dengan upaya Dirjen PDT, Samsul Widodo, yang fokus mengembangkan ekonomi digital di daerah tertinggal. Terkait pemasaran produk unggulan maupun promosi pariwisata daerah tertinggal. Pangkalnya, internet mengoptimalkan pemasaran dan mempermudah perdagangan.

"Dengan adanya e-commerce, maka para pengrajin, petani, nelayan, peternak, dan produsen lainnya, dapat menjual produk mereka. Tanpa perlu bertemu langsung dengan para pembeli. Sehingga, produk yang dijual dapat dipasarkan. Baik nasional maupun internasional," kata Samsul.