Yogyakarta Antisipasi Demam Babi Afrika dan H5N1

Yogyakarta Antisipasi Demam Babi Afrika dan H5N1 Peternakan babi. (Foto: Associated Press)

Yogyakarta - Pemerintah Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), meningkatkan kewaspadaan atas lalu lintas ternak jelang musim hujan. Sebab, dikhawatirkan terjadi penyebaran penyakit hewan (zoonosis).

"Saat ini sudah masuk awal musim hujan. Potensi penyebaran penyakit zoonosis, diperkirakan akan mengalami peningkatan," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Sugeng Darmanto, di Yogyakarta.

Demam babi Afrika (African swine fever), salah wabah zoonosis yang menjadi atensi Pemkot Yogyakarta. Penyakit yang merebak cepat di Cina ini dikhawatirkan menyebar ke Yogyakarta dan sekitarnya.

"Di Kota Yogyakarta masih ada peternak babi yang berlokasi di Sudagaran," jelasnya. Babi biasanya didatangkan dari Kota Salatiga, Jawa Tengah (Jateng).

Untuk mencegah demam babi Afrika, pemkot rutin menerjunkan tim ke lokasi peternakan untuk memantau dan disinfektan. "Kebersihan kandang dan kualitas makanan harus diperhatikan," kata Sugeng.

Dinas Pertanian dan Pangan Yogyakarta pun mengantisipasi penularan flu burung (H5N1), meski tak ditemukan kasusnya sejak 2017. 

Kendati begitu, peternak diimbau membawa ternaknya yang menunjukkan gejala terserang penyakit ke poliklinik hewan. Sehingga, bisa ditangani lebih cepat.

"Biasanya, peternak menganggap unggas mereka bisa sembuh sendiri. Akan lebih baik, jika melakukan antisipasi sejak awal," tukas Sugeng. (Ant)